LABVIRAL.COM - Terlepas dari jabatan, usia atau posisi keuangan kamu, manajemen keuangan yang disampaikan dengan baik ternyata dapat membantu kamu dalam mencapai tujuan hidup sekaligus membantu kamu untuk lebih stabil secara finansial.
Oleh karena itu, kunci dari finansial yang stabil adalah bagaimana caranya kamu bisa mengelola keuangan dan membuat anggaran yang baik dan benar.
Meskipun begitu, dalam prakteknya masih banyak orang-orang yang gagal dalam membuat rencana keuangan atau anggaran dengan benar.
Pernahkan mendengar adanya kebutuhan pokok dan sekunder, agar bisa memenuhinya pastikan kamu menyisihkan uang untuk menabung.
Baca Juga: 5 Role Bisnis yang Bisa Dilakukan Bocah, Salah Satunya Butuh Kreatifitas
Namun, pertanyaan paling besarnya adalah apa yang membuat seseorang bisa gagal dalam membuat financial planning?
Nah kali ini Labviral.com bakal bagikan apa saja hal yang membuat kalian sering gagal mengatur keuangan. Daripada penasaran, mending cek langsung di bawah ini:
1. Porsi Kepentingan Pribadi lebih Besar daripada Menabung.
Seperti yang kita ketahui hampir semua orang lebih suka menganggarkan keuangannya untuk merencanakan liburan dibandingkan kesehatan finansial.
Mereka biasanya lebih kepada mempertimbangkan tujuan yang tidak jelas dan tidak yakin apakah hal tersebut sesuai kapasitas keuangan yang dimiliki.
Daripada kamu hanya berkutat kepada perencanaan tidak jelas mengenai kepentingan pribadi, bukankah lebih baik kamu anggarkan hasil pendapatan kamu untuk menabung dan investasi.
Setidaknya minimal sekitar 3 kali lipat dari yang kamu kumpulkan baru kamu boleh anggarkan untuk perjalanan liburan. Dan tetap harus kamu ingat, pengeluaran tidak boleh lebih besar daripada pemasukan.
2. Tidak Ada Komunikasi dengan Pasangan
Biasanya keputusan mengenai keuangan jarang sekali dibuat secara logis, emosi dan perilaku manusia pasti akan mendominasi dalam mengambil keputusan.
Sehingga pada akhirnya hal tersebut hanya akan mengarah kepada gaya pengelolaan dan investasi uang yang berbeda.
Oleh karena itu tanpa adanya saling keterbukaan terhadap kondisi masing-masing finansial, hal tersebut malah hanya akan menimbulkan konflik antar pasangan.
Baca Juga: Bunda Wajib Tahu, 5 Manfaat Tidur Siang bagi Perkembangan Anak
3. Tidak Ada Dana Darurat
Poin ketiga ini menjadi salah satu permasalahan utama yang sering terjadi oleh kebanyakan orang. Di mana mereka tidak pernah memikirkan hal buruk terjadi padanya.
Kebanyakan, mereka hanya melihat masa sekarang dan kebutuhan yang memang harus dipenuhi. Namun perlu kita ketahui, bahwa kita juga perlu berfikir hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi.
Oleh karena itu dalam rangka menghindari pemikiran yang berlebihan mengenai keuangan masa depan, bukankah akan lebih baik jika kamu mempertimbangkan membuat dana darurat.
Misalnya kamu bisa membuat dana darurat yang bagus melalui penyisihan uang setidaknya 3 sampai 6 bulan gaji.
4. Tidak Cukup Menabung
Terkadang kita selalu berfikir, selama masih muda untuk apa menabung, hidup hanya sekali jadi kita harus memuaskan hasrat masa muda kita.
Pemikiran tersebut salah sekali sebab semakin lama kamu menunda untuk menabung maka masa depan kamu pun akan terpuruk.
Sulit untuk mendapatkan keseimbangan yang tepat antara menabung untuk masa depan dan melunasi hutang bisa menjadi kondisi yang membuatmu lebih tegang.
Membiasakan diri dengan kebiasaan baik sejak dini membuatmu lebih mudah berkomitmen untuk menabung.
Baca Juga: Harga dan Spesifikasi Mobil Hatchback Toyota, Mari Cek Jeroan Toyota Yaris dan Agya
5. Tidak Mengevaluasi Ulang Rencana Keuangan Secara Rutin
Namanya hidup memang tidak bisa diprediksi, bahkan kamu mungkin sudah merencanakan hari ini untuk tujuan di masa yang akan datang.
Namun, satu-satunya kepastian adalah pemikiran kamu buat sekarang tidak akan menjadi kenyataan.
Meskipun begitu, yang namanya kehidupan pasti ada kalanya kamu sering merubah prioritas, bahkan kamu perlu mempertimbangkan kembali tujuanmu.
Bahkan kamu harus mulai dari sekarang untuk selalu meninjau secara teratur, memberimu kesempatan untuk melihat posisi finansial kamu saat ini.
Editor : Dian Eko Prasetio