"Kita harus mencetak wirausaha-wirausaha baru by design, bukan menjadi wirausaha karena nasib setelah tidak tertampung pada lapangan kerja yang tersedia," kata Menteri Teten.
Hilirisasi Industri
Dalam kesempatan itu pula, MenKopUKM menjelaskan bahwa saat ini hampir semua negara di dunia sedang mencari keunggulan domestiknya masing-masing. "Contoh Norwegia, dulu bergantung pada sektor migas, sekarang pendapatan terbesarnya berasal dari budidaya ikan salmon," kata Menteri Teten.
Indonesia, kata MenKopUKM, memiliki beragam kekayaan alam. "Padahal, produk turunan dari CPO itu banyak, tidak hanya minyak goreng," ucap Menteri Teten.
Di sektor kelautan, Indonesia juga memiliki potensi yang begitu besar bila bisa dikembangkan. "Rumput laut belum diolah maksimal hingga menjadi produk turunan yang memiliki nilai lebih, ketimbang sekadar ekspor rumput laut mentah," kata MenKopUKM.
Begitu juga dengan kekayaan rempah-rempah yang telah kondang sejak zaman kolonial dulu. "Kita kaya akan rempah-rempah, namun ekspornya masih bahan mentah. Kita harus punya industri bumbu, sehingga yang diekspor sudah dalam bentuk bumbu dalam kemasan. Hilirisasi di sektor tambang juga kini gencar digaungkan pemerintah," kata Menteri Teten.
Untuk mewujudkan itu semua, MenKopUKM berharap kalangan anak muda terdidik mampu memanfaatkan dan menciptakan teknologi tinggi. "Saya mengajak para mahasiswa penerima beasiswa dari LPDP ini menjadi wirausaha berbasis teknologi tinggi," ujar MenKopUKM.
Editor : Arief Munandar