LABVIRAL

Jenis-jenis Pengangguran, Pengertian, Penyebab hingga Dampak, Kamu Termasuk?

Ilustrasi, Jenis-jenis Pengangguran, Pengertian, Penyebab hingga Dampak, Kamu Termasuk?. (Sumber : pixabay.com)

LABVIRAL.COM - Pengangguran menjadi masalah serius setiap negara yang harus diselesaikan. Sebab, meningkatnya jumlah pengangguran di setiap negara akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengangguran adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan.

Menurut Sandono Sukirno (1994), pengangguran merupakan suatu kondisi, di mana seorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi belum dapat memperolehnya.

Baca Juga: Perjalanan Cinta Dewi Rezer dan Ethan Alarmk hingga Putuskan Menikah

Penyebab Pengangguran

Sebanyaknya, terdapat enam faktor penyebab pengangguran. Berikut ulasan lengkapnya:

  1. Sedikitnya lapangan pekerjaan.
  2. Kurangnya Keahlian yang dimiliki oleh pencari kerja.
  3. Kurangnya informasi, pencari kerja tidak memiliki akses untuk mencari tahu tentang lowongan pekerjaan.
  4. Kurang meratanya lapangan pekerjaan.
  5. Pemerintah belum maksimal memberikan pelatihan untuk meningkatkan softskill.
  6. Budaya malas yang menjangkit para pencari kerja.

Baca Juga: Nggak Selalu Harus Ganti Baru, Begini Cara Menghilangkan Baret di Kaca Helm

Dampak Pengangguran

  1. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak memaksimumkan tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya.
  2. Penganggguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang.
  3. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.
  4. Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencarian dan pendapatan individu.
  5. Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan individu.
  6. Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan dan politik.

Baca Juga: TNI AL Tembak 4 Rudal, Hancurkan Eks KRI Slamet Riyadi dalam Operasi Laut Gabungan TNI

Jenis-jenis Pengangguran

1. Pengangguran Terbuka

Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang tidak mempunyai pekerjaan dan telah berusaha mencari pekerjaan secara maksimal, sementara lapangan kerja yang tersedia tidak cocok dengan latar belakang pendidikannya atau malas mencari pekerjaan.

2. Setengah Menganggur

Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaan dan bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

3. Pengangguran Terselubung

Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Baca Juga: Rumus Hitungan Ganti Karet V-Belt Motor Matik, Biar Nggak Putus Dijalan!

4. Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural disebabkan oleh ketidakcocokan antara keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan dengan tenaga kerja yang tersedia berupa perubahan struktur permintaan penawaran dalam jangka panjang sebagai dampak kemajuan tekonologi, perubahan selera, dan persaingan antar perusahaan.

5. Pengangguran Siklikal

Pengangguran Siklikal berkaitan dengan naik turunnya aktivitas atau keadaan perekonomian suatu negara yang mengalami masa pertumbuhan atau mengalami penurunan bahan depresi.

6. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya berkala. Pengangguran ini biasanya terjadi pada tenaga kerja paruh waktu.

Baca Juga: 154 Inspirasi Nama Bayi Perempuan Sulawesi, Cantik dan Bermakna Baik Bagi Kehidupan Anak yang Semakin Hebat

7. Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional disebabkan oleh pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja atau berpindah dari jenis pekerjaan tertentu ke jenis pekerjaan lain.

Pengangguran di Indonesia

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Februari 2023, angka pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang.

Dalam segi kategori setengah pengangguran tercatat 9,59 juta. Setengah pengangguran merupakan mereka yang dikategorikan sebagai pekerja yang kurang dari dari 35 jam dan masih menerima pekerjaan tambahan lainnya.

Perlu dipahami bahwa orang yang menganggur belum tentu tergolong sebagai fakir miskin. Fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian, tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.

Kebutuhan dasar yang dimaksud adalah kebutuhan pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan pelayanan sosial.

Kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu yang teregister Kemensos

Dalam diktum kedua, fakir miskin dan orang tidak mampu yang teregister adalah rumah tangga yang memiliki kriteria sebagai berikut:

  1. Tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.
  2. Mempunyai pengeluaran sebagian besar digunakan untuk memenuhi konsumsi makanan pokok dengan sangat sederhana.
  3. Tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk berobat ke tenaga medis, kecuali Puskesmas atau yang disubsidi Pemerintah.
  4. Tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam satu tahun untuk setiap anggota rumah tangga.
  5. Mempunyai kemampuan hanya menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
  6. Mempunyai dinding rumah terbuat dari bambu/kayu/tembok/ dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah, termasuk tembok tidak diplester.
  7. Kondisi lantai terbuat dari tanah atau kayu/semen/keramik dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah.
  8. Atap terbuat dari ijuk/rumbia atau genteng/seng/asbes dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah.
  9. Mempunyai penerangan bangunan tempat tinggal bukan dari listrik atau listrik tanpa meteran.
  10. Luas lantai rumah kecil kurang dari 8 meter persegi/orang.
  11. Mempunyai sumber air minum berasal dari sumur atau mata air tak terlindung/air/sungai/air hujan/lainnya.

Referensi:

  • Sandono Sukirno, 2006, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Editor : Arief Munandar

Tags :
BERITA TERKAIT