Sebagai contoh, pada kesempatan yang sama Ruby juga membagikan pengalamannya dalam mengenali target pasar saat memasarkan buku karyanya, You Do You: Discovering Life through Experiments & Self-Awareness (2020).
Pada saat itu, ia mencoba memetakan di mana dan siapa target pasarnya. Singkatnya, karena buku tersebut membahas tentang quarter life of crisis maka ia rasa target pasar yang tepat adalah orang-orang berusia 20-an yang membutuhkan jawaban atas kegalauan hidup mereka.
Mengetahui target pasarnya merupakan mereka-mereka yang aktif di media sosial, ia mulai memasarkan bukunya pada platform tersebut. Tak hanya itu, ia pun terjun langsung untuk mengisi materi di lebih dari 60 event kampus secara online dan mempromosikan bukunya pada acara tersebut.
Dengan mengenali sekaligus menyasar langsung target pasar, Ruby berhasil membawa bukunya masuk dalam salah satu buku mega best seller, loh.
Baca Juga: Jadi Primadona Bagi Para Millenial, Ternyata Segini Modal untuk Buka Franchise Es Krim Mixue!
3. Membangun Komunikasi dengan Konsumen
Untuk membuat bisnis cuan, kamu juga perlu membangun komunikasi dengan konsumen untuk membangun rasa percaya konsumen terhadap bisnis kamu.
Dalam mengembangkan sebuah bisnis, kepercayaan konsumen merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga untuk tetap eksis dalam jangka panjang. Sebab, kepercayaan konsumen akan membentuk perilaku ketergantungan konsumen terhadap produk atau jasa yang bisnis kamu tawarkan.
Selain itu, komunikasi dengan konsumen juga akan menuntun kamu lebih peka terhadap kebutuhan konsumen, menguatkan loyalitas konsumen, dan pastinya meningkatkan omzet penjualan.
4. Manfaatkan Media Sosial
Saat ini, handphone sudah menjadi kebutuhan primer yang tidak dapat dipisahkan dengan kita.
Bahkan, saat bangun tidur pun barang yang paling sering orang cari adalah handphone, entah itu untuk mengecek jam, info-info terbaru, atau bahkan percakapan terbaru di media sosial.
Editor : Dian Eko Prasetio