LABVIRAL.COM Percaya tak percaya saat ini usaha waralaba (franchise) kini tengah digandrungi oleh masyarakat. Pasalnya, mitra yang bekerja sama tidak perlu membangun strategi pemasaran dari nol.
Seperti diketahui, belakangan ini bisnis franchise makin dilirik. Hal ini lantaran nama merek produk yang sudah besar, maka tidak perlu lagi mencari kepercayaan dari konsumen. Pihak yang mengambil bisnis franchise juga tidak perlu melakukan promosi besar-besaran.
Selain itu, dalam sistem bisnis biasanya juga sudah dijelaskan rician, modal dan keuntungan yang akan didapatkan. Salah satu jenis franchise yang paling menjamur ialah kuliner, termasuk makanan dan minuman kekinian.
Lalu franchise apa saja yang paling laku di Indonesia sepanjang tahun 2022 ini? nah tanpa basa-basi.
1. Gildak
Mengusung konsep korean street food, Gildak sukses menjadi pilihan jajanan kekinian. Produk favoritnya adalah Itaewon Crispy Chicken. Dengan biaya Rp 200 juta, calon mitra waralaba sudah bisa mendapatkan mesin kasir, sewa dan konstruksi desain interior, perlengkapan equipment, serta sistem SOP (standard operational procedure).
2. Es Teh Indonesia
Sesuai namanya, kedai minuman ini menjual teh sebagai menu utama. Peluang bisnis franchise Es Teh Indonesia terbilang sangat menjanjikan. Per Januari 2022, tercatat ada 504 gerai di seluruh wilayah Indonesia. Jika ingin bergabung, Anda harus mempersiapkan modal sekitar Rp 120 jutaan yang nantinya terdiri dari lisensi, peralatan, dan stok bahan baku.
3. Kebab Baba Rafi
Makanan khas Turki, Kebab Baba Rafi juga cocok dipilih untuk bisnis franchise. Kebab Baba Rafi menerapkan prinsip syariah dalam mengelola waralabanya.
Dengan ketentuan 60% milik mitra dan 40% diserahkan kepada Baba Rafi. Hasilnya, mitra tidak perlu membayar royalti dan hanya mempersiapkan modal berkisar antara Rp 75-300 juta.
4. Janji Jiwa
Jika Anda berniat membuka gerai minuman kopi viral fresh to cup, maka bisa memilih Janji Jiwa yang juga masuk dalam daftar franchise kuliner terlaris 2022.
Tak hanya itu, mereka juga menyediakan menu Jiwa Tea dan Jiwa Toast yang dapat melengkapi secangkir kopi. Untuk membuka waralaba, calon mitra bisa membeli paket standar senilai Rp 75 juta atau paket lengkap selisih 10 jutaan, tepatnya Rp 85 juta.
5. Mixue Ice Cream & Tea
Dengan harga Rp 8.000-an rupiah, konsumen bisa menikmati legitnya es krim dari Mixue Ice Cream & Tea. Bukan hal mengejutkan apabila brand asal Negeri Tiongkok ini laris manis di dalam negeri. Untuk biaya mengajukan permohonan pembukaan franchise Mixue Ice Cream & Tea sekitar Rp 808 juta, sudah include bahan baku dan training pegawai.
6. Rocket Chicken
Rocket Chicken masuk daftar franchise kuliner terlaris 2022. Bisnis waralaba ayam goreng tepung ini sudah berdiri sejak tahun 2010. Tak kalah dengan CFC, KFC, maupun Mcdonald, Rocket Chicken juga sudah dikenal luas masyarakat . Untuk melakukan kerja sama, mitra perlu membeli paket waralaba sekitar Rp 300-400 juta. Modal tersebut meliputi meja dan kursi, alat masak, serta material lainnya.
7. SIMHAE Korean BBQ
SIMHAE Korean BBQ adalah gerai korean grill yang memiliki 15 outlet di Indonesia. Modal yang dibutuhkan untuk menjalin kerja sama sekitar Rp 200-600 juta tergantung pada pilihan paketnya. Bisnis ini terinspirasi dari adegan drakor yang disebut dengan istilah korean grill.
8. Subway
Restoran sandwich asal Amerika Serikat ini tengah naik daun karena sering dijadikan lokasi drama Korea. Sebelumnya, Subway pernah membuka gerainya di Indonesia namun tutup akibat krisis moneter 1998. Kini, Subway kembali membuka gerai dan peluang kerja sama. Bagi yang berminat, modal yang harus dipersiapkan sekitar Rp 1,3-3 miliar.
9. Traffic Bun
YouTuber Fadil Jaidi menjadi brand ambassador bisnis makanan burger lokal, Traffic Bun. Pemiliknya adalah Nikmat Group yang membuka kesempatan bermitra bagi siapa saja. Biaya franchise yang harus disiapkan sekitar Rp 200 juta belum termasuk peralatan dan bahan baku.
Nah, Itulah daftar franchise terlaris 2022, mulai dari makanan ala Korea sampai minuman kopi kekinian. Memilih bisnis waralaba bisa menjadi pilihan tepat bagi Anda yang tidak mau membangun brand awareness sejak awal.
Menurut kalian gimana?
Editor : Dian Eko Prasetio