LABVIRAL.COM - Rendy Kjaernett akhirnya merombak tato wajah Syahnaz Sadiqah di punggungnya. Hal ini sebagai bentuk penebusan dosa perselingkuhannya yang dibongkar istrinya Lady Nayoan.
Rendy tidak menggunakan anestesi dalam perombakan tatonya ini. Alhasil, punggungnya berdarah-darah dan kesakitan.
Berikut fakta-fakta Rendy Kjaernett yang tutup tato wajah Syahnaz di punggungnya:
1. Merasa Menyesal dan Bersalah pada Lady Nayoan
Kepada Hendric Shinigami Rendy mengaku sangat menyesal telah membuat tato tersebut hingga membuat Lady Nayoan merasa sakit hati. Ia pun berharap sedikit pintu maaf terbuka dari Lady untuknya setelah menghapus tato wajah Syahnaz.
2. Ide Membuat Tato Wajah adalah Idenya
Ditanya lebih lanjut okeh Hendric, siapakah yang punya ide membuat tato wajah tersebut, Rendy mengaku bahwa ide itu muncul dari dia sendiri. Bukan disuruh Syahnaz, Rendy mengakui bahwa tato tersebut merupakan wujud ekspresi perasaan sayangnya pada istri Jeje saat itu.
3. Proses Penghapusan Tato Ada Tiga Sesi
Sebagai seniman yang sudah berpengalaman, Hendric menyadari bahwa menghapus atau menimpa tato prosesnya akan lebih rumit dan lama.
Diperkirakan menimpa tato Rendy ini akan memakan waktu tiga sesi yang menyakitkan.
4. Rendy Menolak Menggunakan Anastesi
Rendy yang ingin menebus dosanya pada Lady Nayoan memilih menghapus tato tanpa anastesi.
" Sakit ini, gak enak. Ini semuanya buat Lady, buat anak-anak buat perbaikin semuanya lah," jawab Rendy ketika ditanya kenapa menolak dianastesi.
5. Rendy Alami Over Pendarahan
Karena rumitnya proses penimpaan dan menolak menggunakan anastesi, Rendy sampai mengalami over pendarahan.
Hal ini disampaikan oleh Hendric secara langsung.
"Jadi kita terpaksa harus lanjut ke sesi berikut karena pendarahannya terlalu over, mungkin dia kecapekan. Gue baru tahu dari dia baru selesai sidang, habis sidang dia langsung ke sini. Mungkin kecapekan atau gimana, pokoknya darah bayar darah," kata Hendric Shinigami dalam video yang diunggahnya di YouTube, dikutip Jumat (21/7/2023).
Rendy sendiri mengaku kesakitan dan perih sepanjang proses. Namun ia sadar bahwa lebih sakit hati istri dan anak-anakny akibat perbuatannya.***
Editor : Efendi AW