LABVIRAL.COM - Salah satu hal yang sering diperbincangkan dari Maluku adalah alat musik tradisionalnya.
Seperti yang diketahui, Ambon yang merupakan ibu kota Provinsi Maluku mencanangkan dirinya untuk menjadi kota musik dunia pada tahun 2019 silam.
Salah satu aspek pendukung yang dimiliki Ambon untuk menjadi kota musik dunia versi UNESCO adalah alat musik tradisionalnya.
Baca Juga: Mengenal 4 Takdir Mubram, Ketetapan Allah yang Tidak Bisa Diubah Manusia
Pengenalan alat musik tradisional yang ada di Maluku dapat memberikan dampak positif dalam melestarikan budaya yang dimilikinya.
Nah daripada penasaran, yuk langsung simak apa saja alat musik tradisional Maluku sebagaimana dikutip dari laman Kemdikbud dan buku Ensiklopedi Alat Musik Tradisional: Kalimantan Tengah hingga Nusa Tenggara Barat oleh R Toto Sugiarto, dkk.
Alat-alat Musik Tradisional Maluku
1. Arababu
Arababu merupakan rebab tradisional milik Maluku yang terbuat dari bahan-bahan alam seperti tempurung kelapa, kulit hewan, kayu. Dawai dari alat musik ini terbuat dari serat pohon pisang.
Instrumen yang dimiliki oleh arababu sama seperti instrumen yang dimiliki oleh rebab pada umumnya.
Permainan alat musik ini dengan cara digesek menggunakan alat khusus untuk menciptakan bunyi yang indah.
Baca Juga: Profil Lucinta Luna, Biodata dan Perjalanan Kariernya, Artis yang Dikenal Penuh Kontroversi
2. Fu atau Tahuri atau Korno
Alat musik tradisional Maluku ini ternyata juga terdapat dalam budaya Papua yang di sana lebih dikenal dengan sebutan Fu. Instrumen yang terdapat dalam alat musik ini merupakan instrumen tiup dengan bunyi nyaring yang terbuat dari kerang.
Tahuri biasanya akan dimainkan untuk memulai suatu lomba atau acara di daerah Maluku. Acara tersebut merupakan kegiatan ritual adat, upacara Panas Pela dan Gandong, upacara Sasi laut dan darat.
Selain itu tahuri juga digunakan saat melakukan perang ataupun untuk mengumpulkan masyarakat.
Baca Juga: Mengenal WhatsApp Web dan Keunggulannya
Dahulu, alat musik ini digunakan oleh masyarakat pesisir untuk melakukan komunikasi antar perorangan maupun antara raja dengan rakyatnya. Masyarakat pesisir juga menyebut alat musik ini dengan nama korno.
3. Tifa
Selain tahuri, tifa juga merupakan alat musik tradisional Maluku yang dimiliki juga oleh Papua. Alat musik ini memiliki bentuk yang menyerupai gendang panjang yang menghasilkan suara ritmis pada saat dimainkan.
Tifa merupakan alat musik perkusi yang sering dimainkan pada pesta untuk mengiringi tari-tarian. Bahan yang menyusun tifa adalah kayu yang memiliki ujung yang semakin meruncing.
Bentuk dari tifa menyebabkan instrumennya berupa suara ketipung yang nyaring. Tifa sendiri merupakan alat musik yang menggunakan membran kulit kambing.
Baca Juga: Hijack Sandals Luncurkan Koleksi Terbatas Vestio
Perbedaan antara tifa Maluku dan Papua terdapat pada bentuk ukirannya. Tifa Maluku biasanya polos tanpa ukiran sedangkan tifa Papua disertai dengan hiasan etnik.
4. Idiokordo
Alat musik ini merupakan alat musik petik yang biasa juga dikenal dengan nama tatabuhan. Bagian utama dari idiokordo terbuat dari kayu yang diukir dan dibentuk. Bentuknya menyerupai siter yang memiliki senar dan dimainkan dengan cara dipetik.
5. Gong Sedang
Alat musik ini merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan. Bagian depan dari gong sedang dihiasi dengan motif dua ekor naga yang memiliki arti kekuatan dan memiliki pengaruh motif yang berasal dari negeri China.
Dulunya alat musik ini digunakan sebagai alat barter cengkeh dan pala, cenderamata yang diberikan oleh pedagang Jawa kepada raja di Maluku, mahar, alat komunikasi dan harta kekayaan.
Fungsi lain yang dimiliki oleh gong adalah sebagai pengiring tari-tarian seperti tari cakalele yang memiliki arti tersendiri pada setiap tabuhannya. Melalui alat musik ini kita dapat mengetahui bahwa leluhur orang Maluku juga menerima pengaruh budaya dari luar.
Baca Juga: Simak Kuy! Ini Kelebihan dan Tips Download Video Menggunakan Savefrom
6. Suling Paruh
Suling paruh merupakan alat musik tiup yang juga terbuat dari bambu sama seperti suling lainnya. Alat musik ini memiliki ujung yang disumbat oleh kayu dengan irisan miring berbentuk paruh yang memiliki fungsi sebagai celah udara untuk meniup.
Pada sisi depan suling paruh terdapat 7 lubang nada, sedangkan sisi belakangnya hanya memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai lubang jaring. Alat musik memiliki pola ritme yang sulit dan banyak digunakan untuk mengiringi musik sawat.
Baca Juga: Cara Mudah Download Video dari Berbagai Plaform Menggunakan Savefrom
Musik sawat memiliki beberapa ornamen musik yang terkandung di dalamnya. Melodi suling dalam musik ini ternyata menandakan leluhur Maluku memiliki cara berfikir dan pola tingkah laku yang adaptif.
7. Ukulele
Ukulele merupakan salah satu alat musik tradisional Maluku yang terdiri atas tempurung kelapa, kayu dan senar. Ukuran yang dimiliki oleh alat musik ini cukup kecil yaitu sekitar 40-50 cm.
Cara memainkan ukulele sama seperti cara memainkan gitar. Alat musik ini diketahui banyak dimainkan di pesisir pantai ketika senja mulai datang. Ukulele digunakan untuk mengiringi musik Hawaiian.
8. Totobuang
Totobuang merupakan alat musik yang terbuat dari kuningan dan dapat dimainkan dengan cara dipukul.
Alat musik ini merupakan gong yang jika diterjemahkan dalam bahasa Melayu Ambon akan disebut sebagai totobuang.
Gong dalam alat musik ini berjumlah antara 12-14 buah yang disusun dalam tangga nada diatonik dan terdapat empat buah tifa.
Melalui alat musik ini leluhur Maluku menggabungkan tiga kebudayaan dunia yaitu gong dari Birma, tifa dari Indo Cina Kuno dan tangga nada diatonik dari Eropa.
Alat musik ini digunakan pada acara penyambutan tamu ataupun pengiring pengantin.
9. Rumba
Alat musik rumba merupakan alat musik tradisional yang termasuk ke dalam jenis perkusi. Alat musik ini merupakan alat musik khas Cuba yang dibawakan oleh pedagang Spanyol dan Portugis ke Maluku.
Rumba dapat dimainkan dengan cara digoyangkan dengan mengikuti irama. Alat musik tradisional ini terbuat dari tempurung kelapa yang berisi pasir kasar atau kerikil dan diberi pegangan dari kayu. Rumba biasanya akan dimainkan berpasangan dengan musik Hawaiian.
Editor : Arief Munandar