2. Membuat Anggaran Bulanan yang Realistis
Anggaran adalah dasar dari perencanaan keuangan. Catat semua sumber pemasukan dan alokasikan pengeluaran dengan bijak. Gunakan prinsip 50/30/20:
- 50% untuk kebutuhan pokok (makan, transportasi, pendidikan)
- 30% untuk keinginan (hiburan, belanja non-esensial)
- 20% untuk tabungan dan investasi
Pastikan semua anggota keluarga memahami dan mengikuti anggaran ini.
Baca Juga: Manfaat Buah Tropis untuk Kesehatan dan Kecantikan Kulit Wajah
3. Sediakan Dana Darurat
Dana darurat adalah salah satu pilar dalam perencanaan keuangan keluarga: kunci harmoni dan stabilitas finansial. Dana ini sebaiknya mencakup 3–6 bulan biaya hidup untuk menghadapi situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau kondisi medis mendadak.
4. Kelola Utang dengan Bijak
Utang bisa menjadi alat bantu keuangan, tapi jika tidak dikelola dengan benar bisa membebani keuangan keluarga. Prioritaskan pelunasan utang berbunga tinggi dan hindari utang konsumtif yang tidak memberi nilai tambah jangka panjang.
5. Asuransi untuk Perlindungan Keluarga
Asuransi kesehatan, jiwa, dan properti merupakan bagian penting dari perencanaan keuangan. Dengan proteksi yang tepat, keluarga tidak perlu khawatir jika terjadi musibah yang berdampak pada keuangan.
6. Tabungan dan Investasi Jangka Panjang
Mulailah menabung dan berinvestasi sesuai dengan tujuan keuangan keluarga. Bisa dimulai dari produk seperti:
- Tabungan berjangka
- Deposito
- Reksa dana
- Emas
- Properti
Pastikan kamu memahami risiko dan potensi hasil dari setiap produk investasi sebelum memulai.
Baca Juga: 7 Makanan yang Harus Dihindari agar Berat Badan Cepat Turun, Gak Perlu Diet
Komunikasi: Fondasi Perencanaan Keuangan yang Sukses
Salah satu kunci dari keberhasilan perencanaan keuangan keluarga: kunci harmoni dan stabilitas finansial adalah komunikasi yang terbuka. Libatkan pasangan dan, bila perlu, anak-anak dalam diskusi keuangan. Diskusi ini bisa membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab dan menghargai nilai uang sejak dini.
Editor : Aryafdillahi HS