LABVIRAL

Bermain Game Setelah Bekerja: Relaksasi atau Pelarian?

Bermain Game Setelah Bekerja: Relaksasi atau Pelarian? (Sumber : PIXABAY / SAIYEDIRFANANWARHUSHEN)
  • Menurunkan tingkat stres dan kecemasan ringan
  • Meningkatkan suasana hati
  • Melatih kemampuan problem solving dan fokus
  • Memberikan waktu “me time” yang berkualitas

Dalam konteks ini, Bermain Game Setelah Bekerja: Relaksasi atau Pelarian? dapat dijawab sebagai relaksasi, selama game digunakan sebagai alat pemulihan, bukan pelarian permanen.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Kredit LPEI Rp11 Triliun, KPK Beberkan Alasan Pemanggilan Direktur BNI Munadi Herlambang

Tanda Bermain Game Masih dalam Batas Sehat

  • Waktu bermain terkontrol dan tidak mengganggu tidur
  • Pekerjaan dan tanggung jawab tetap terpenuhi
  • Game terasa menyenangkan, bukan kewajiban
  • Masih memiliki aktivitas lain di luar game

Ketika Bermain Game Menjadi Bentuk Pelarian

Masalah muncul ketika game digunakan untuk menghindari realitas, bukan sekadar beristirahat.

Ciri-Ciri Bermain Game sebagai Pelarian

  • Bermain berjam-jam untuk menghindari masalah pekerjaan atau hubungan
  • Merasa gelisah atau marah jika tidak bisa bermain
  • Mengabaikan kesehatan, tidur, dan interaksi sosial
  • Produktivitas kerja menurun

Pada titik ini, pertanyaan Bermain Game Setelah Bekerja: Relaksasi atau Pelarian? mulai condong ke arah pelarian. Game tidak lagi membantu memulihkan energi, tetapi menunda penyelesaian masalah yang sebenarnya.

Dampak Jangka Panjang Jika Tidak Dikontrol

Jika dibiarkan, kebiasaan ini dapat menyebabkan:

  • Burnout berkepanjangan
  • Gangguan tidur
  • Hubungan sosial yang renggang
  • Penurunan performa kerja

Cara Bijak Bermain Game Setelah Bekerja

Kunci utamanya bukan berhenti bermain game, melainkan mengelolanya dengan bijak.

1. Tentukan Batas Waktu

Gunakan alarm atau aturan pribadi, misalnya 30–60 menit per hari. Batas ini membantu menjaga keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab.

2. Pilih Jenis Game yang Tepat

Game santai, puzzle, atau simulasi ringan cenderung lebih cocok untuk relaksasi dibanding game kompetitif yang memicu emosi berlebihan.

3. Jadikan Game sebagai Reward

Selesaikan kewajiban utama terlebih dahulu. Dengan begitu, bermain game terasa lebih nikmat dan tidak dibayangi rasa bersalah.

4. Seimbangkan dengan Aktivitas Lain

Olahraga ringan, membaca, atau berbincang dengan keluarga bisa menjadi alternatif relaksasi agar hidup tidak hanya berputar di layar.

Editor : Aryafdillahi HS

Tags :
BERITA TERKAIT