- Menurunkan tingkat stres dan kecemasan ringan
- Meningkatkan suasana hati
- Melatih kemampuan problem solving dan fokus
- Memberikan waktu “me time” yang berkualitas
Dalam konteks ini, Bermain Game Setelah Bekerja: Relaksasi atau Pelarian? dapat dijawab sebagai relaksasi, selama game digunakan sebagai alat pemulihan, bukan pelarian permanen.
Tanda Bermain Game Masih dalam Batas Sehat
- Waktu bermain terkontrol dan tidak mengganggu tidur
- Pekerjaan dan tanggung jawab tetap terpenuhi
- Game terasa menyenangkan, bukan kewajiban
- Masih memiliki aktivitas lain di luar game
Ketika Bermain Game Menjadi Bentuk Pelarian
Masalah muncul ketika game digunakan untuk menghindari realitas, bukan sekadar beristirahat.
Ciri-Ciri Bermain Game sebagai Pelarian
- Bermain berjam-jam untuk menghindari masalah pekerjaan atau hubungan
- Merasa gelisah atau marah jika tidak bisa bermain
- Mengabaikan kesehatan, tidur, dan interaksi sosial
- Produktivitas kerja menurun
Pada titik ini, pertanyaan Bermain Game Setelah Bekerja: Relaksasi atau Pelarian? mulai condong ke arah pelarian. Game tidak lagi membantu memulihkan energi, tetapi menunda penyelesaian masalah yang sebenarnya.
Dampak Jangka Panjang Jika Tidak Dikontrol
Jika dibiarkan, kebiasaan ini dapat menyebabkan:
- Burnout berkepanjangan
- Gangguan tidur
- Hubungan sosial yang renggang
- Penurunan performa kerja
Cara Bijak Bermain Game Setelah Bekerja
Kunci utamanya bukan berhenti bermain game, melainkan mengelolanya dengan bijak.
1. Tentukan Batas Waktu
Gunakan alarm atau aturan pribadi, misalnya 30–60 menit per hari. Batas ini membantu menjaga keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab.
2. Pilih Jenis Game yang Tepat
Game santai, puzzle, atau simulasi ringan cenderung lebih cocok untuk relaksasi dibanding game kompetitif yang memicu emosi berlebihan.
3. Jadikan Game sebagai Reward
Selesaikan kewajiban utama terlebih dahulu. Dengan begitu, bermain game terasa lebih nikmat dan tidak dibayangi rasa bersalah.
4. Seimbangkan dengan Aktivitas Lain
Olahraga ringan, membaca, atau berbincang dengan keluarga bisa menjadi alternatif relaksasi agar hidup tidak hanya berputar di layar.
Editor : Aryafdillahi HS