LABVIRAL.COM- Dua Menit Ini Misteri ini dinyanyikan sekaligus dipopulerkan oleh penyanyi dan penulis lagu Indonesia yaitu Ebiet Ghoffar bin Aboe Dja’far atau yang lebih dikenal dengan nama Ebiet G. Ade. Dirinya lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954.
Lewat lagunya yang bergenre folk pop, country dan soft rock dan dikemas dalam format balada dirinya dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Pada awal karirnya, ia memotret suasana kehidupan Indonesia pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang.
Lagu Jakarta II adalah salah satu album keempat karya Ebiet G. Ade yang dikeluarkan dari perusahaan rekaman Jackson Records pada tahun 1980, dengan judul Camellia 4. Camelia 4 ini adalah album terakhir Ebiet G. Ade menggunakan nama Camellia.
Seperti yang kita ketahui, dalam berbagai wawancara Ebiet G. Ade kerap menyebut bahwa sosok Camellia dalam lagu-lagunya hanyalah imajinasi dan rekaan semata. Nama Camellia dijadikan judul lagu oleh dirinya hingga empat kali, dan masing-masing dari lagu tersebut memiliki keindahannya tersendiri.
Baca Juga: Nyanyi Lirik Lagu Laskar Pelangi Yuk! Agar Hidup Tetap Semangat
Album Camellia 4 ini berisikan 10 lagu di dalamnya yag diaransemen secara pop, country, dan juga akustik. Dalam lagu Jakarta II ini aransemen musik akustik sangat kental terdengar. Lagu ini mengisahkan tentang seseorang dari desa yang pindah ke Jakarta dan dengan terpaksa hidup tidak menentu di sana karena kerasnya kehidupan di Ibu Kota Jakarta.
Berikut lirik lagu Ebiet G. Ade – Jakarta II :
Ada yang difikirkan sebelum tertidur
Anaknya yang mungil dan bermata jernih
Ada yang disesali kenapa berangkat
Tinggalkan kampung halaman yang ramah tamah
Baca Juga: Ini Dia Lirik Lagu Maudy Ayunda – Goodbye, Mencurahkan Isi Hatinya Yang Harus Meninggalkan Indonesia
Reff:
Dikenang kembali wajah bulat telur istrinya
Dengan lengan yang legam dan rambut kemerahan terbakar matahari
Seperti didengar lagi gerit daun pintu bambu
Lenguh sapi perahan, dan anak-anak angsa bermain di halaman
Apa yang dibayangkan tentang Jakarta
Ternyata sangatlah jauh berbeda
Apa yang diimpikan, terpaksa ditanggalkan
Semangatnya yang membara, perlahan padam
Baca Juga: Lirik & Chord Gitar Suci Dalam Debu – Iklim yang Bikin Kita Nostalgia Tahun 90-an
Kini ia tidur terlentang di pinggiran jalan
Berselimut sarung tua, bekal dari kerabatnya yang masih tersisa
Ingin ditulis sepucuk surat buat istrinya
Bahwa di Jakarta ini bukanlah tempat yang ramah
Dan dia ingin kembali
Tapi sebagai lelaki, ia pantang menyerah
Meski badai melanda, ia terus melangkah
Ada sepotong doa, tersimpan di saku
Kenangan merah jingga memaksanya bertahan
Editor : Rozi Kurnia