Menariknya, pihak Universitas mengijinkannya melanjutkan kuliah dengan atas nama orang lain agar profesornya dapat jujur mengkritik hasil kerjanya.
2. Tidak Memperoleh Sepeser pun dari Film Schindler’s List
Sebagai pembuat film, Spielberg menerima banyak sekali keuntungan dari film-film yang ia buat. Kecuali 1 film, Schindler’s List.
Film yang dibintangi oleh Liam Neeson itu, berkisah mengenai seorang pria Jerman yang menyelamatkan orang Yahudi Polandia dari kekejaman tentara Nazi, dengan memberi mereka pekerjaan di pabriknya.
Film ini sukses memenangkan kategori Film Terbaik di perhelatan Oscar 1994. Meski sukses, Spielberg dalam sebuah wawancara, mengaku tidak mendapatkan sepersen pun uang dari film tersebut.
"Saya tidak mengambil satu dolar pun dari keuntungan yang saya terima dari Schindler’s List, karena saya menganggapnya sebagai 'uang darah'," katanya dalam sebuah acara di The Today Show.
Sebaliknya, keuntungan dari film tersebut ia sumbangkan kepada The USC Shoah Foundation, sebuah Yayasan yang ia dirikan pada tahun 1994 untuk merekam video dan menyimpan sejumlah wawancara dengan para penyintas dan saksi holocaust.
3. Menderita Disleksia
Saat tumbuh dewasa, Spielberg mengalami kesulitan belajar. Ia selalu merasa takut dipanggil untuk membaca dengan suara keras di kelas dan butuh dua tahun untuk belajar membaca.
Karena hal ini, tak jarang ia mendapat intimidasi dari teman-temannya serta dicap malas oleh pengelola sekolah. Baru pada usia ke 60 tahun, Spielberg baru mengetahui kalau dia menderita disleksia.
"Saya tidak merasa seperti korban, dan Saya pikir membuat film adalah pelarian terbaik, itulah cara saya bisa melepaskan diri dari semua itu," katanya kepada ABC.
Bisa jadi kalau Spielberg tidak terlibat dalam kesulitan tersebut, dia mungkin tidak akan menjadi pembuat film seperti saat ini.
Editor : Dian Eko Prasetio