LABVIRAL

Peringati Hari Puisi Nasional, Berikut Kumpulan Puisi Bertema Cinta Karya W.S Rendra

Penyair W.S Indonesia (Sumber : Instagram/pradesangka)

LABVIRAL.COM - Setiap tanggal 28 April, diperingati sebagai Hari Puisi Nasional. Tujuan dari diperingatinya Hari Puisi Nasional ini sebagai bentuk menghormati dan menghargai karya-karya penyair di seluruh dunia.

Di Indonesia banyak sekali penyair legendaris yang hingga saat ini karyanya masih dikenang oleh para penggemarnya, salah satunya yaitu Dr. Willibrordus Surendra Broto Rendra, S.S., M.A. atau lebih dikenal W.S Rendra.

Baca Juga: Hormati Para Penyair, Ini 10 Link Twibbon Ucapan Selamat Hari Puisi Nasional

Untuk memperingati Hari Puisi Nasional di tanggal 28 April, kamu bisa merayakannya dengan mengingat puisi dari penyair legendaris W.S Rendra.

Dikutip LabViral dari berbagai sumber, berikut berbagai macam puisi bertema cinta dari karya W.S Rendra yang bisa dikenang di Hari Puisi Nasional. 

Rambut

Rambut kekasihku
Sangat indah dan panjang
Katanya,
Rambut itu untuk menjerat hatiku
Kangen
Pohon cemara dari jauh
Membayangkan panjang rambutnya
Maka aku pun kangen kekasihku

Kami Berdua

Karena sekolah kami belum selesai
Kami berdua belum dikawinkan
Tetapi di dalam jiwa
Anak-cucu kami sudah banyak

Kekasih

Kekasihku seperti burung murai
Suaranya merdu
Matanya kaca
Hatinya biru
Kekasihku seperti burung murai
Bersarang indah di dalam hati
Muraiku,
hati kita berdua adalah pelangi selusin warna

Baca Juga: Peringati Hari Puisi Nasional, Yuk! Kenang Karya Penyair Legendaris Chairil Anwar

Kegemarannya

Pacarku gemar
mendengar aku mendongeng
Dalam mendongeng selalu kusindirkan
bahwa aku sangat mencintainya

Dua Burung

Adalah dua burung
bersama membuat sarang
Kami berdua serupa burung
terbang tanpa sarang

Baca Juga: 10 Ucapan Selamat Hari Puisi Nasional, Cocok Dijadikan Caption di Instagram

Telah Satu

Gelisahmu adalah gelisahku
Berjalanlah kita bergandengan
dalam hidup yang nyata,
dan kita cintai
Lama kita saling bertatap mata
dan makin mengerti tak lagi bisa dipisahkan
Engkau adalah peniti
yang telah disematkan
Aku adalah kapal
yang telah berlabuh dan ditambatkan
Kita berdua adalah lava
yang tak bisa lagi diuraikan.***

Editor : Bonifasius Sedu Beribe

Tags :
BERITA TERKAIT