LABVIRAL

Menarik! Begini Cara Hidup dan Reproduksi Elang Jawa

Menarik! Cara Hidup dan Reproduksi Elang Jawa (Sumber : Burung Elang Jawa/istockphoto.com)

LABVIRAL.COM - Elang Jawa masuk ke dalam spesies karnivora atau pemakan daging. Dengan menggunakan ketajaman matanya saat berburu, elang dapat menerkam mangsanya dengan cepat bahkan sebelum sang mangsa bergegas melarikan diri.

Hewan endemik khas Jawa ini biasanya berburu untuk mendapatkan mangsanya dengan memanfaatkan penglihatan tajam dan kepekaan tinggi yang dapat mempermudah satwa ini dalam mencari mangsanya. Satwa ini biasanya bertengger di pohon – pohon tinggi untuk mengintai mangsanya.  Ia dapat memangsa dengan cepat bahkan sebelum mangsanya sempat melarikan diri.

Baca Juga: Ini Burung Hantu Serak Bukit, Burung Mirip Ular Sendok yang Malam Agresif tapi Siang Suka Rebahan

Untuk mangsanya sendiri, Elang Jawa biasa memakan beberapa jenis reptil, burung, tupai sampai ayam kampung. Elang ini memiliki cengkraman yang kuat sehingga ia mampu mengambil dan mencabik mangsanya dengan kedua kakinya.

Musim kawin Elang Jawa sepanjang tahun dengan periode Februari hingga Mei dengan rata – rata selang kawin dua tahun sekali. Satwa ini termasuk burung yang melakukan monogami yaitu setia pada pasangan hingga salah satu pasangannya mati.

Baca Juga: Mengenal Burung Hantu Celepuk Merah yang Kini Mulai Langka

Umumnya satwa ini bereproduksi dengan cara bertelur dengan setiap periodenya antara bulan Januari hingga Juni hanya dapat memproduksi 2 jumlah telur. Uniknya jika telur menetas adalah anak betina maka saudaranya akan membunuh saudara yang lebih muda dan induknya pun membiarkan hal ini terjadi. Biasanya ukuran bayi betina lebih kecil daripada ukuran bayi jantan.

Induk membuat sarang dari daun dan ranting yang disusun tinggi untuk meletakkan telurnya. Sarang tersebut berada pada ketinggian 20 – 30 meter di atas permukaan tanah.

Baca Juga: Asli Indonesia, Burung Hantu Celepuk Gunung Punya Suara Mirip Radar dengan Mata Merah Menyala

Penetasan telur yang dihasilkan dari induk diinkubasi selama kurang lebih 47 hari. Anak elang akan tetap tinggal di sarang setelah menetas. Induk elang akan bekerjasama merawat dan menjaga anaknya secara bergilir.

Ketika anak elang mencapai umur 10 minggu, anakan elang sudah memiliki bulu yang lengkap dan kemampuan untuk terbang. Ia akan meninggalkan sarangnya ketika berumur 100 hari namun akan kembali ke sarangnya.***

Editor : Yusuf Tirtayasa

Tags :
BERITA TERKAIT