Baca Juga: 6 Penyebab Migrain Pada Ibu Hamil Beserta Cara Mengatasinya
3. Alat Pemeriksa Penyakit Kronis
Alat ini sering digunakan pada pasien kritis di ruang ICU dan juga digunakan oleh beberapa dokter saat memeriksa pasien di poliklinik paru atau jantung. Beberapa kondisi yang memerlukan pemantauan oximeter meliputi: PPOK, anemia, serangan atau gagal jantung, dan kelainan jantung bawaan.
4. Deteksi Fungsi Paru-Paru
Penggunaan oximeter pada pasien lainnya adalah untuk menilai kinerja paru-paru. Hasilnya dapat membantu menentukan apakah seseorang memerlukan bantuan pernapasan atau penggunaan ventilator, terutama bagi mereka yang menjalani operasi atau terapi khusus.
5. Melihat Kekuatan Fisik
Selain itu, oximeter juga digunakan untuk menilai respons fisik terhadap aktivitas yang meningkat. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah seseorang mengalami gangguan bernapas saat tidur, seperti sleep apnea misalnya.
Baca Juga: Tips Menyetir Mobil Bagi Ibu Hamil, Aman Buat Bumil dan si Babby
Untuk menggunakannya, berikut cara dan langkah penggunaan oximeter:
- Penggunaan oximeter sangat sederhana karena ukurannya yang kecil dan mudah dipasang. Bunda hanya perlu meletakkan oximeter pada jari tangan, jari kaki, atau daun telinga.
- Alat akan mengeluarkan sinar kecil yang akan mengukur perubahan oksigen dalam darah. Proses ini tidak menyakitkan atau tidak menimbulkan rasa apapun. Pulse oximeter akan membantu Bunda memantau tingkat saturasi oksigen dan detak jantung secara harian.
- Dalam beberapa kasus, oximeter dapat ditempatkan di jari atau dahi dengan plester. Jika Bunda sedang menggunakan kutek pada kuku, sebaiknya harus menghapusnya terlebih dahulu sebelum memasang alat ini.
- Bunda dapat menyimpan oximeter aktif selama diperlukan. Biasanya, ini dilakukan untuk memantau denyut nadi dan saturasi oksigen.
Cara Membaca Hasil Pulse Oximeter dengan Benar
Biasanya, hasil dari penggunaan pulse oximeter ini umumnya cukup akurat, terutama jika Bunda menggunakan alat berkualitas tinggi. Rumah sakit biasanya menggunakan oximeter dengan kualitas terbaik untuk memastikan hasil yang akurat.
Perbedaan hasil antara oximeter dan kadar oksigen sebenarnya hanya sekitar 2%, sehingga tingkat akurasi hasilnya sangat tinggi. Jika Bunda membaca hasil oksimeter sebesar 82%, itu berarti saturasi oksigen Bunda berada di kisaran antara 80 hingga 84%.
Namun, penting untuk mempertimbangkan bentuk gelombang oksigen dan evaluasi individu, karena hasilnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penggunaan cat kuku, gerakan dan suhu tubuh.
Menurut Mayo Clinic, tingkat oksigen normal biasanya adalah 95% atau lebih tinggi. Jumlah ini adalah tingkat saturasi oksigen yang dibutuhkan untuk menjaga sel-sel di dalam tubuh tetap sehat. Kadar di bawah nilai ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti potensi hipoksemia atau kekurangan oksigen dalam tubuh.
Editor : Bonifasius Sedu Beribe