LABVIRAL.COM - Sebagian besar dari kita tentunya sudah tidak asing lagi dengan bacaan doa adzan yang kerap ditampilkan di pelbagai media massa terutama televisi.
Terutama ketika waktu Magrib tiba, hampir seluruh saluran televisi menyiarkan adzan beserta doanya secara serentak.
Akan tetapi, mungkin masih ada masyarakat yang belum mengetahui makna di balik doa tersebut.
Jadi dalam artikel ini akan dibagikan bagaimana doa sesudah adzan yang sebaiknya kamu hafalkan karena memiliki kedahsyatan yang luar biasa.
Baca Juga: Cara Mengaktifkan Adzan di Handphone Tanpa Aplikasi dengan Mudah
Doa setelah adzan
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً الوَسِيْلَةَ وَالفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ
Allāhumma rabba hādzihid dakwatit tāmmah, was shalātil qā’imah, āti sayyidanā muhammadanil wasīlata wal fadhīlah, wab‘atshu maqāmam mahmūdanil ladzī wa‘attah, innaka lā tukhliful mī’ād.
Artinya: "Ya Allah, Tuhan seruan yang sempurna dan salat yang berdiri, berikanlah wasilah (tempat di surga) dan keutamaan kepada Nabi Muhammad saw. Bangkitkan ia pada kedudukan terpuji (hak syafaat) yang Engkau janjikan. Sungguh, Engkau tidak akan menyalahi janji."
Selain itu ada pula yang menambahkan bacaan di atas dengan doa kepada kedua orangtua sebagai berikut:
Baca Juga: Inara Rusli Puasa dan Salat Malam untuk Kekacauan Pernikahannya dengan Virgoun
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā.
Artinya: "Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku dan kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."
Keutamaan membaca doa adzan tersebut dijelaskan dalam sebuah riwayat dari Jabir bin Abdullah ra.
Baca Juga: Pahala Salat Tarawih 10 Malam Terakhir Bulan Ramadan
Bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang berdoa ketika mendengar adzan, ‘Allāhumma rabba hādzihid dakwatit tāmmah, was shalātil qā’imah, āti muhammadanil wasīlata wal fadhīlah, wab‘atshu maqāmam mahmūdanil ladzī wa‘attah,’ niscaya jatuhlah syafaatku padanya di hari kiamat." (HR. Bukhari).***
Editor : Hadi Mulyono