LABVIRAL.COM - Rabies merupakan salah satu penyakit berbahaya yang dapat mengacam nyawa pada penderitanya apabila telat penanganan medis.
Rabies adalah salah satu penyakit zoonosa, di mana proses penularan berasal dari hewan berdarah panas ke manusia. Rabies dikenal juga dengan sebutan penyakit anjing gila.
Hewan Penular Rabies
- Anjing
- Kucing
- Monyet
- Kera
Baca Juga: Cara Mudah Mengatasi WhatsApp Lemot dengan Cepat
Cara Penularan Rabies
Rabies dapat menular dari hewan ke manusia melalui gigitan, jilatan, dan cakaran.
Virus rabies akan masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terbuka atau mukosa, namun tidak dapat masuk melalui kulit yang utuh.
Gejala Rabies pada Manusia
Gejala klinis rabies akan timbul setelah virus mencapai susunan saraf pusat dan meninfeksi seluruh neuron, terutama di sel-sel limbik, hipotalamus dan batang otak.
Virus rabies bersifat neurotrofik, yang berarti predileksinya pada sistem saraf. Virus ini berjalan melalui sistem saraf, sehingga tidak terdeteksi melalui pemeriksaan darah. Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa mendiagnosis dini sebelum muncul gejala klinis rabies.
Baca Juga: Apa Itu Rabies? Penyebab Bocah 5 Tahun Meninggal Akibat Gigitan Anjing di Bali
Tahap Prodomal
- Demam
- Lesu
- Tidak Nafsu Makan
- Insomnia
- Sakit Kepala Hebat
- Sakit Tenggorokan
- Nyeri
Baca Juga: 5 Bacaan Sholawat Penenang Hati dan Pikiran, Buang Jauh Kegelisahan
Tahap Sensoris
Pada tahapan ini sering ditemukan rasa kesemutan atau rasa panas di lokasi gigitan/cakaran, cemas dan reaksi berlebih terhadap rangsangan sensorik.
Tahap Eksitasi
Pada tahap ini penderita mengalami berbagai macam gangguan neurologik,penderita tampak bingung, gelisah, mengalami halusinasi, tampak ketakutan disertai perubahan perilaku menjadi agresif, serta adanya bermacam-macam fobia yaitu hidrofobia, aerofobia, fotofobia. Hidrofobia merupakan gejala khas penyakit rabies karena tidak ditemukan pada penderita penyakit enchepalitis lainnya.
Gejala lainnya yaitu spasme otot, hiperlakrimasi, hipersalivasi, hiperhidrosis dan dilatasi pupil. Setelah beberapa hari pasien meninggal karena henti jantung dan pernapasan. Dari seluruh penderita rabies sebanyak 80% akan mengalami tahap eksitasi dan lamanya sakit untuk tahap ini adalah 7 hari dengan rata-rata 5 hari.
Baca Juga: 5 Ayat Al-Qur'an tentang Perintah Berkurban saat Idul Adha
Tahap Paralisis
Bentuk lainnya adalah rabies paralitik, bentuk ini mencapai 30 % dari seluruh kasus rabies dan masa sakit lebih lama dibandingkan dengan bentuk furious. Bentuk ini ditandai dengan paralisis otot secara bertahap dimulai dari bagian bekas luka gigitan/cakaran. Penurunan kesadaran berkembang perlahan dan akhirnya mati karena paralitik otot pernafasan dan jantung. Pada pasien dengan gejala paralitik ini sering terjadi salah diagnosa dan tidak terlaporkan. Lamanya sakit untuk rabies tipe paralitik adalah 13 hari, lebih lama bila dibandingkan dengan tipe furious.
Baca Juga: Cara Mengatasi This Song is Currently Unavailable di Instagram Reels
Cara Cegah Rabies pada Manusia
1. Cuci Luka
Pencucian luka dengan menggunakan sabun merupakan hal yang sangat penting dan harus segera dilakukan setelah terjadi pajanan (jilatan, cakaran atau gigitan) terhadap HPR untuk membunuh virus rabies yang berada di sekitar luka gigitan. Seperti telah dipaparkan dalam sifat virus rabies dimana virus dapat diinaktivasi dengan sabun karena selubung luar yang terdiri dari lipid akan larut oleh sabun.
Pencucian luka dilakukan sesegera mungkin dengan sabun di bawah air mengalir selama kurang lebih 15 menit. Pencucian luka tidak menggunakan peralatan karena dikhawatirkan dapat menimbulkan luka baru, di mana virus akan semakin masuk ke dalam.
Pencucian luka dapat dilakukan oleh penderita atau keluarga penderita kemudian diberikan antiseptic. Setelah itu penderita luka gigitan HPR segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit yang menjadi Rabies Center untuk mendapatkan tatalaksana selanjutnya.
Baca Juga: Bikin Foto AI Mirip Artis Korea dengan Aplikasi Snow Mudah Kok, Begini Caranya!
2. Pemberian Antiseptik
Setelah dilakukan pencucian luka sebaiknya diberikan antiseptik untuk membunuh virus rabies yang masih tersisa di sekitar luka gigitan. Antiseptik yang dapat diberikan diantaranya povidon iodine, alkohol 70%, dan zat antiseptik lainnya.
3. Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR)
Tujuan pemberian vaksin anti rabies adalah untuk membangkitkan sistem imunitas dalam tubuh terhadap virus rabies dan diharapkan antibodi yang terbentuk akan menetralisasi virus rabies. Namun bila virus rabies telah mencapai susunan saraf pusat pemberian vaksin anti rabies ini tidak akan memberikan manfaat lagi. Pemberian vaksin anti rabies dan serum anti rabies perlu dipertimbangkan kondisi hewan pada saat pajanan terjadi, hasil observasi hewan, hasil pemeriksaan laboratorium spesimen otak hewan, serta kondisi luka yang ditimbulkan.
Editor : Arief Munandar