LABVIRAL.COM - Sejarawan JJ Rizal berharap rencana menghancurkan Stasiun Cicalengka tidak dilanjutkan.
JJ Rizal mengatakan, Stasiun Cicalengka menyimpan sejarah pemenjaraan Presiden pertama RI Soekarno pada 1922.
"Stasiun Cicalengka yang bersejarah dibangun 1884 mau dihancurkan, padahal stasiun ini menyimpan sejarah pemenjaraan Sukarno pada 1929, sejarah Douwes Dekker saat jadi tokoh insuline pada 1918," ujar JJ Rizal sebagaimana dikutip Labviral.com dari akun Twitter pribadinya, Selasa, 20 Juni 2023.
Baca Juga: Daftar Bengkel Mobil 24 Jam Terbaik di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah
"Selamatkan artefak penting bangsa ini, jangan hancurkan," imbuhnya.
Dalam postingannya, JJ Rizal menautkan sebuah petisi dari laman change.org berjudul "Jangan Hancurkan Stasiun Cicalengka yang Bersejarah!".
Petisi dibuat warga bernama Hafidz Azhar. Saat ini petisi sudah ditandatangani 1.457 orang.
Baca Juga: Jangan Percaya! Rocky Gerung Dijemput Paksa Polisi
Alasan Pembuatan Petisi "Jangan Hancurkan Stasiun Cicalengka"
Stasiun Cicalengka yang diresmikan pada 10 September 1884 bukan hanya sebuah bangunan tua.
Di situ tersimpan berbagai memori kolektif berupa jejak-jejak tokoh bangsa. Jejak-jejak tersebut antara lain: ketika Sukarno ditangkap di Yogyakarta pada tahun 1929, ia berhenti di Stasiun Cicalengka untuk selanjutnya dibawa ke Penjara Banceuy.
Lalu Stasiun Cicalengka juga pernah disinggahi Douwes Dekker saat dirinya menjadi tokoh Insulinde pada tahun 1918. Bahkan arsitek terkemuka, Wolff Schoemaker, juga pernah menapaki Stasiun Cicalengka ketika dirinya akan menyampaikan ceramah di Pesantren Fathul Khoer.
Baca Juga: Daftar Bengkel Mobil 24 Jam Terbaik di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah
Jadi jika proyek pembangunan stasiun keretaapi berimbas pada penghancuran Stasiun Cicalengka yang bersejarah itu, kami selaku Lingkar Literasi Cicalengka menolak secara keras.
Sebab, renovasi tidak harus merobohkan bangunan Stasiun yang dibangun lebih dari 130 tahun yang lalu itu. Hal ini sama saja menghancurkan identitas yang melekat dengan Cicalengka karena telah menjadi bagian dari cagar budaya.
Editor : Arief Munandar