LABVIRAL.COM - Nama Mbah Nun trending topik Twitter regional Indonesia pada Kamis, 6 Juli 2023.
Kata 'Mbah Nun' telah digunakan lebih dari 2.921 pengguna Twitter. Kata tersebut menempati posisi pertama trending topik Twitter regional Indonesia pada pukul 20.00 WIB.
Banyak pengguna Twitter yang mendoakan budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) lekas sembuh.
Baca Juga: Denny Caknan Menikah, Happy Asmara Ambyar
Cak Nun kini sedang dirawat di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.
Kabar sakitnya Cak Nun ini disampaikan Politikus PKB Luqman Hakim melalui akun Twitter pribadinya.
"Mari berdoa, semoga Allah SWT memberi kesembuhan, kesehatan dan keadaan terbaik untuk Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yang dirawat di ICU RS Dr Sardjito. Jalan pencerahan Cak Nun, telah diikuti jutaan manusia. Langit gelap ia robek-robek hingga cahaya Cinta terpancar ke bumi. Alfatihah," kata Luqman.
Baca Juga: Jangan Khawatir, Ini 10 Cara Mengatasi Efek Kafein Setelah Minum Kopi
Cak Nun dikabarkan mengalami pendarahan pada otak. Cak Nun juga tidak sadarkan diri.
“Mohon doanya teman-teman, Cak Nun tidak sadarkan diri dirawat di RS Sarjito ada pendarahan otak. Sungguh mohon keikhlasan doa dari teman-teman semua,” bunyi pesan di grup WhatsApp Jamaah Maiyah.
Ganjar Pranowo Doakan Cak Nun Lekas Sembuh
"Lekas pulih, Cak Nun. Jamaah Maiyah sudah menunggu. Kami semua mendoakan kesembuhan panjenengan. Aamiin," tulis Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lewat akun Twitter pribadinya.
Selain Ganjar, mantan Menteri Agama Lukman H Saifuddin ikut mendoakan agar Cak Nun diberikan kesembuhan.
"Mari doanya Mbah Nun (Emha Ainun Nadjib) yang sedang dirawat di ICU, agar senantiasa berada dalam lindungan dan penjagaan Allah SWT. Al-faatihah..," tutur Lukman menggunakan akun Twitter @lukmansaifuddin.
Baca Juga: Pendarahan Otak, Cak Nun Dirawat Intensif di RSUP Sardjito Yogyakarta
Kondisi Cak Nun
Mantan Sekretaris Cak Nun, Nur Janis Langgabuana menyatakan kondisi Cak Nun semakin membaik.
"Sekarang lebih baik dari kabar yang saya dapat dari jam 17.00 WIB tadi. Jadi kalau jam 17.00 WIB tadi membaik, nah ini lebih baik lagi," kata Janis saat dihubungi wartawan sebagaimana dikutip Labviral.com dari detik.com.
Janis mengaku mendapat informasi Cak Nun dirujuk ke rumah sakit dari adik kandung sekaligus manajer Cak Nun, Cak Zaki.
Setelah mendapat kabar itu, Janis mengaku langsung mencari tahu kondisi terkini Cak Nun. Dia sempat menghubungi orang terdekat Cak Nun.
"Masuk rumah sakit pukul 14.30 WIB. Saya hanya dapat kabar 'mohon doa CN masuk rumah sakit'. Terus saya memantau perkembangan, dua jam selanjutnya menyebut kondisi Cak Nun membaik," ungkapnya.
Janis mengatakan, Cak Nun memiliki aktivitas yang padat setiap harinya.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik Saipul Jamil Ganti Nama Panggung, Ngaku Selang 2 Jam Ditawari Kerjaan
Sebelum sakit, Cak Nun tampil bersama Kiai Kanjeng di Kampung Mataraman, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul pada Minggu, 2 Juli 2023 malam. Kemudian, pada Senin, 3 Juli 2023 Cak Nun beraktivitas seperti biasa.
"Kamis ini kan biasanya ada tawasulan, malam Jumat itu. Berselawat tiap malam Jumat. Mungkin karena kelelahan, karena memang Cak Nun harus dijaga, secara fisik beliau kan sudah 70 tahun," imbuhnya.
Masih kata Janis, Cak Nun masuk rumah sakit dan dirawat baru pertama kali.
Baca Juga: Cara Menghitung Persen yang Mudah Beserta Rumus dan Contohnya
"Iya, baru pertama kali (Cak Nun rawat inap di rumah sakit). Sebelumnya stroke ringan lalu pulih kembali, dan setahu saya ini stroke ringan ketiga," tuturnya.
Sosok Cak Nun
Cak Nun merupakan ayah dari musisi Noe, anggota Band Letto.
Cak Nun lebih dikenal sebagai budayawan. Dia adalah anak keempat dari 15 bersaudara dan semuanya merupakan keturunan suku Jawa.
Selain budayawan, Cak Nun disebut sebagai intelektual Islam. Terlebih dia pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo.
Cak Nun juga berkontribusi dalam kehidupan bangsa dan negara. Dia aktivis yang cukup berani mengkritik pemerintah dengan karya-karya seninya.
Dia memiliki forum bernama Maiyah yang tersebar di Jombang, Surabaya, hingga Jakarta.
Forum Maiyah diyakini sebagai bentuk kebersamaan seluruh umat manusia tampa memandang SARA (suku, ras, agama, golongan maupun kepentingan).
Editor : Arief Munandar