Sejak saat itu sang ayah memulai kembali usaha toko kelontong warisan keluarga di Desa Keudebing yang berjarak sekitar 4 Km dari rumahnya.
Meski hidup dengan kondisi kondisi pas-pasan, namun tak pernah sedikitpun Arifin berkecil hati. Apalagi berputus asa dalam menggapai mimpi.
Kuliah melepas belenggu keterbatasan
Sejak kecil ia memang telah memimpikan bisa berkuliah agar bisa terlepas dari belenggu keterbatasan. Karenanya sedari bangku sekolah dasar ia berusaha untuk berprestasi dengan tekun belajar.
Hasil tak pernah menghianati usaha. Sejak SD hingga SMP ia selalu masuk tiga besar di sekolah dan di jenjang SMA selalu meraih ranking 1 dan mendapatkan beasiswa pendidikan.
Sederet prestasi di tingkat nasional pernah diraih Arifin seperti juara 1 kompetisi Bahasa Inggris Jenius Competition 2022, juara 1 lomba esai FPCI UGM 2022, dan juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris yang digelar PT. Bima Competition.
Keinginan berkuliah semakin menguat karena dorongan dari guru di sekolahnya MAN 1 Banda Aceh. Arifin menjatuhkan pilihan ke UGM sebagai tempat untuk melanjutkan studi.
"Sejak SMP memang pengin kuliah di UGM. Kata orang-orang, kalau ada potensi lebih baik kuliah di luar Aceh, jadi saya semakin mantap pilih UGM karena 12 tahun kan sudah habiskan belajar di Aceh," ungkapnya.
Baca Juga: Putri Ariani Dapat Beasiswa Kuliah Di The Juilliard School Dari Nadiem Makarim
Arifin bercita-cita menjadi diplomat
Kini impian Arifin kian nyata. Cita-citanya menjadi seorang diplomat selangkah lebih dekat. Ia berhasil diterima masuk Universitas Gadjah Mada melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) 2023 di Prodi Ilmu Hubungan Internasional Fisipol.
Editor : Hadi Mulyono