Taktik gerilya ini memberikan keuntungan kepada pasukan Indonesia karena Belanda kesulitan dalam menghadapi musuh yang tidak terlihat dan terus-menerus bergerak.
Baca Juga: Apa Itu Komunikasi? Catat Jenis-jenis Pekerjaannya dan Daftar Universitas yang Sediakan Jurusannya
Jenderal Soedirman Wafat
Namun, pada akhirnya, Jenderal Soedirman meninggal pada usia muda, yaitu pada 29 Januari 1950, karena tuberkulosis tulang. Kematian beliau menjadi kehilangan besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Meskipun dia meninggalkan dunia pada usia yang relatif muda, warisannya sebagai salah satu pemimpin militer paling cemerlang dan strategi gerilya telah mengilhami generasi berikutnya dalam prinsip-prinsip taktik dan kepemimpinan dalam perang gerilya.
Jasa-jasanya dihargai dan diabadikan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: 34 Ayat Alkitab Perjanjian Baru Tentang Harapan pada Masa Depan, Jangan Takut dan Jangan Khawatir
Kronologi Perang Gerilya Jenderal Soedirman
Berikut adalah kronologi perang gerilya yang dipimpin oleh Jenderal Soedirman dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajahan Belanda:
17 Agustus 1945
Proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan Mohammad Hatta menyatakan Indonesia sebagai negara merdeka. Perang kemerdekaan dimulai ketika Belanda mencoba merebut kembali wilayah Indonesia.
1945 - 1947
Jenderal Soedirman bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kemudian menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (TNI). Pada awal perang, Soedirman mengalami kesulitan karena pasukan dan persediaan yang terbatas. Namun, dia terus berjuang dan memimpin perlawanan di berbagai wilayah, terutama di Jawa Tengah.
Baca Juga: Cara Mudah untuk Mengetahui Akun Instagram Fake
Editor : Arief Munandar