Pada tahun 1511, benteng Portugis di Malaka jatuh, dan beberapa tahun kemudian, Demak mengalami serangan serius dari Portugis. Namun, Sultan Trenggana berhasil mengusir Portugis dari Jawa pada tahun 1527.
Keruntuhan dan Pembagian
Setelah masa kejayaannya, Kerajaan Demak mengalami kemunduran karena perselisihan internal. Pada tahun 1546, kerajaan ini akhirnya runtuh dan terbagi menjadi beberapa kekuatan kecil, yang kemudian masing-masing menjadi kerajaan-kerajaan baru seperti Pajang, Mataram, dan Banten.
Meskipun Kerajaan Demak tidak lagi ada sebagai entitas politik, warisan sejarahnya tetap hidup dalam budaya dan sejarah Jawa. Peranannya dalam penyebaran Islam dan sebagai salah satu kekuatan awal di Nusantara menjadikannya salah satu periode penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Baca Juga: Apa Itu Komunikasi? Catat Jenis-jenis Pekerjaannya dan Daftar Universitas yang Sediakan Jurusannya
Raden Patah
Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah, atau yang juga dikenal sebagai Pangeran Samudra.
Dia adalah putra dari Raja Brawijaya V, raja terakhir Kerajaan Majapahit. Setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit akibat invasi dari Kerajaan Islam Cirebon pada tahun 1478, Raden Patah memproklamirkan diri sebagai raja dan mendirikan Kerajaan Demak pada tahun 1475.
Raden Patah memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Jawa. Ia menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung Islam dan memberikan perlindungan kepada para ulama dan wali yang aktif dalam aktivitas dakwah.
Selain itu, Raden Patah juga berhasil menghadapi serangan dari pasukan-pasukan Hindu yang berusaha mengembalikan kejayaan Kerajaan Majapahit.
Sebagai pendiri Kerajaan Demak, Raden Patah merupakan tokoh penting dalam sejarah Indonesia karena perannya dalam penyebaran agama Islam dan sebagai pelopor kekuasaan Islam pertama di Jawa.
Baca Juga: 34 Ayat Alkitab Perjanjian Baru Tentang Harapan pada Masa Depan, Jangan Takut dan Jangan Khawatir
Editor : Arief Munandar