LABVIRAL.COM - Video candaan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) saat membuka acara Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang, Jawa Tengah viral dan menuai sejumlah kecaman.
Menteri Perdagangan itu dalam sambutannya di acara yang digelar di MG Setos Semarang, awalnya membahas soal demokrasi hingga keberlanjutan pembangunan Presiden Joko Widodo. Kemudian Zulhas mulia bercerita soal perubahan sikap masyarakat akhir-akhir ini terkait Pilpres 2024.
Zulhas berkelakar jika makmum shalat saking cintanya ke capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, setelah bacaan Surat Al-Fatihah dari imam enggan menyambut dengan mengucap Amin. Diketahui Amin adalah akronim dari pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Tak cuma itu, Zulhas juka berkelakar jika ada orang shalat yang duduk tahiyat menunjuk menggunakan dua jari. Dalam pembukaan Rakernas APPSI itu Zulhas juga melakukan simbolis pembukaan dengan memukul gong sebanyak dua kali.
Untuk diketahui, PAN termasuk partai politik yang mengusung pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH M Cholil Nafis menyebut candaan Zulhas tidak lucu dan garing. Cholil menyebut candaan Zulhas dianggap melecehkan agama Islam dan tak semestinya dikaitkan dengan kontestasi politik.
"Candaannya kering tak lucu. Mungkin bagi sebagai orang merasa agamanya dilecehkan atau bahkan ada yang menuntut minta maaf dan melaporkan. Tak pas disampaikan Anda ituuuhhh. Kini orang pada sadar dengan politik rasional tapi Anda bawa-bawa agama dalam candaan untuk memilih paslon tertentu," kata Kiai Cholil Nafis dikutip dari akun Instagramnya, Rabu (20/12/2023).
Dia pun meminta Zulhas agar memilih humor yang tidak menyeret agama tertentu.
"Pak @zul.hasan cari candaan dan humor yang lucu aja daahh. Jangan nyerempet-nyerempet agama gitu ya," tambahnya.
Sontak video kelakar Zulhas dalam pidatonya yang menuai kecaman itu membuat politikus pentolan PAN turun tangan melakukan klarifikasi dan pembelaan. Simak selengkapnya di bawah ini:
1. Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay: Tidak ada maksud melecehkan agama
Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay menjelaskan video Zulhas yang beredar tersebut perlu diberi pemaknaan lengkap. Menurutnya Zulhas ingin mengajak semua pihak untuk menjaga agar pilpres tetap teduh, tertib, aman, dan damai.
Ia menegaskan tidak ada sedikit pun maksud untuk melecehkan agama.
"Bang Zulhas itu kan memberi contoh agar mudah dipahami masyarakat. Nah, yang gampang diingat mungkin ya pada akhir bacaan surat Al-Fatihah. Termasuk gerakan jari pada saat tahiyat. Dalam konteks ini, bang Zulhas mengingatkan bahwa tarikan politik begitu luar biasa. Dia khawatir, umat terpecah," ujar Saleh dalam keterangannyan, Rabu (20/12/2023).
2. Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto: Itu mengingatkan agar tidak ada keretakan di masyarakat
Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto angkat bocara soal potongan video Ketum PAN Zulkifli Hasan soal gerakan tahiyat dalam shalat yang kini viral. Yandri memastikan Zulhas tidak berniat menista agama.
"Bang Zul mengingatkan kita semua bahwa jangan sampai karena perbedaan pilihan dalam pemilu kemudian memunculkan keretakan di masyarakat. Pemilu hanyalah kontestasi 5 tahunan sedangkan persatuan dan kerukunan di masyarakat merupakan pondasi dasar bernegara," kata Yandri dalam keterangannya, Rabu (20/12/2023).
3. Sekjen PAN Eddy Soeparno: Candaan Zulhas juga disampaikan Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Abdul Somad
Sekjen PAN Eddy Soeparno ikut buka suara menjelaskan maksud kelakar Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) terkait bacaan Amin dan tahiyat akhir yang viral. Menurutnya hal itu adalah cerita tentang kondisi di masyarakat.
"Misalnya ketika ada yang melafalkan Aamiin nanti justru dirujuk atau diasosiasikan dengan salah satu capres. Karena itu akhirnya memilih untuk melafalkan Aamiin dalam hati. Rupanya gejala unik ini juga pernah diceritakan oleh dua ulama kondang seperti Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Abdul Somad sebelumnya," kata Eddy, Rabu (20/12).
Editor : Efendi AW