LABVIRAL.COM - Letusan Gunung Tambora 1815. Terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terjadi pada tanggal 5 April 1815.
Letusan Gunung Tambora 1815 disebut-sebut sebagai salah satu letusan terbesar yang memakan korban jiwa 71.000 ribu orang.
Sebagian para ahli bahkan ada yang menyebutkan bahwa korban jiwa dari letusan Gunung Tambora 1815 sebanyak 91.000 jiwa.
Lebih mengerikannya lagi, Sebanyak 10.000 orang tewas secara langsung akibat letusan ini dan sisanya karena bencana kelaparan dan penyakit yang mendera pasca letusan.
Baca Juga: Jadwal Imsak Kota Bogor 2023, Lengkap Jadwal Buka Puasa dan Waktu Sholat Kota Bogor Ramadhan 2023
Tidak hanya memakan korban jika, letusan gunung Tambora yang melontarkan sekitar 140 miliar ton magma itu juga merubah iklim dunia.
Dilansir dari channel YouTube Zine ID disebutkan bahwa letusan gunung Tambora itu merupakan letusan gunung berapi terbesar sepanjang sejarah.
Dikutip dari VSI.esdm.go.id dikatakan bahwa letusan paroksimal Tambora tahun 1815, diawali dengan peristiwa gemuruh yang menggelegar.
Kemudian diikuti dengan lontaran hujan abu pada tanggal 5 April 1815. Lima hari setelahnya, letusan paroksimal terjadi dan baru berakhir dua hari kemudian, atau tepatnya pada 12 April 1815.
Baca Juga: Jadwal Imsak Kota Bekasi 2023, Lengkap Jadwal Buka Puasa dan Waktu Sholat Kota Bekasi Ramadhan 2023
Letusan ini diiringi halilintar sambung menyambung bagaikan ledakan bom atom, terdengar hingga ratusan kilometer jauhnya bahkan terdengar sampai di Pulau Bangka dan Bengkulu.
Gempa bumi yang diakibatkan oleh letusan ini dapat dirasakan oleh peduduk yang berada di Surabaya.
Di Besuki gelombang pasang sampe mencapai 6 Kaki, asap sangat tebal hingga seluruh Pulau Madura gelap selama 3 hari.
Volume material letusan yang dilontarkan ke udara mencapai 100-150 km3 dengan tinggi payung letusannya diperkirakan mencapai 30-40 km di atas gunung apinya, sedangkan energi letusan mencapai 1,44 x 1027 Erg atau setara dengan 171.428,60 kekuatan bom atom.
Baca Juga: Jadwal Imsak Kota Banjar 2023, Lengkap Jadwal Buka Puasa dan Waktu Sholat Kota Banjar Ramadhan 2023
Dampak Letusan Gunung Tambora
Selain memakan korban Jiwa, letusan gunung Tambora juga teryata berdampak pada negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat hingga Eropa.
Dampak letusan Gunung Tambora, benua Amerika dan Eropa didera bencana kelaparan karena abu vulkanis Tambora yang menyebabkan dua benua itu tanpa musim panas.
Kematian massal berskala global justru disebabkan pendinginan Bumi setelah letusan Tambora. Setahun setelah gunung Tambora meletus, pada 1816 tidak terjadi musim panas.
Sekitar bulan Juni di Albany New York Amerika Serikat turun Salju. Total penurunan suhu bumi saat itu mencapai 0,4 sampai 0,7 derajat celsius. Sehingga, dampaknya ialah kegagalan panen global.
Sungai es terlihat pada bulan Juli di Pennsylvania. Ratusan ribu orang mati kelaparan di seluruh dunia.
Baca Juga: Jadwal Imsak Indramayu 2023, Lengkap Jadwal Buka Puasa dan Waktu Sholat Indramayu Ramadhan 2023
Walaupun letusan itu di Indonesia bagian tengah, akan tetapi dampaknya mempengaruhi ke kehidupan di seluruh dunia.
Abu vulkanik yang disemburkan letusan Tambora mempengaruhi suhu rata-rata dunia turun hingga 3 derajat celcius.
Letusan ini juga membuat sejumlah negara di belahan bumi utara tak memiliki musim panas selama satu tahun.
Editor : Dian Eko Prasetio