LABVIRAL.COM - Kasus pelecehan seksual menjadi sorotan publik dan ramai diperbincangkan di media sosial. Beberapa korban memilih untuk speak up.Namun, beberapa korban pelecehan seksual lainya justru memilih diam. Tentu saja segala pilihan memiliki alasannya masing-masing.
Pelecehan seksual membawa dampak yang besar bagi korban, baik secara fisik maupun psikis. Maka, tidak mudah untuk mereka cepat memutuskan sesuatu. Akhirnya banyak korban pelecehan seksual yang memilih diam.
Sebelum membahas mengapa korban pelecehan seksual lebih memilih diam, kamu perlu tahu mengapa saat terjadi pelecehan seksual korban tidak bisa melawan. Bahkan banyak orang yang berpikir jika korban diam saat peristiwa terjadi karenamau dan menikmatinya.
Baca Juga: 6 Motif Batik Pekalongan Wajib Kamu Tahu
Padahal, kondisi yang dialami korban pelecehan seksual, dalam istilah psikologi disebut “tonic immoblity”. Kondisi itu di mana korban diam terpaku dan tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya atau biasa dikenal dengan kelumpuhan sementara.
Nah, berikut beberapa alasan kenapa korban pelecehan seksual memilih diam dihimpun dari berbagai sumber:
Baca Juga: Motor Baru dengan Mesin V-Twin Mirip Harley Davidson Sportster, Segini Harganya?
1. Rasa Trauma Mendalam
Pengalaman mendapatkan pelecehan seksual akan mengakibatkan korban mengalami gangguan secara mental maupun psikis. Rasa trauma teringat peristiwa pelecehan seksual yang dialaminya akan membekas dalam waktu yang lama.
Bahkan, trauma tersebut dapat bersarang seumur hidup korban. Akibat rasa trauma mendalam tersebut, korban lebih memilih menutup rapat-rapat peristiwa yang ia alami.
Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Tahun Baru Imlek
2. Adanya Stigma
Banyak sekali ditemukan komentar-komentar negatif yang tidak berempati kepada korban, bahkan tak jarang yang menyalahkan korban atas pelecehan seksual yang dialaminya. Hal ini biasa ditemukan di komentar-komentar pada postingan korban pelecehan seksual yang memberanikan diri untuk speak up.
Guna menghindari perasaan trauma yang berlapis karena peristiwa pelecehan seksual yang dialami dan ditambah komentar-komentar negatif, maka korban lebih memilih diam.
Baca Juga: Cara Penanganan dan Laporan Pelanggaran Pemilu Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017
3. Korban Tidak Berdaya
Banyak kasus kekerasan seksual dilakukan oleh seseorang yang memiliki kuasa atau status lebih tinggi daripada korban. Sehingga, ketika ingin melapor korban akan merasa takut. Contohnya, kasus yang dilakukan atasan ke bawahan di tempat kerja, dosen ke mahasiswa, orangtua ke anak dan lain sebagainya.
Keinginan melapor tertutup dengan rasa takut yang mereka alami karena pelaku memiliki kuasa yang lebih tinggi. Akhirnya, korban merasa akan sia-sia jika kasusnya dilaporkan.
Baca Juga: Pengertian dan Cara Mengadukan Dugaan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu
4. Kekurangan Bukti
Minimnya bukti pelecehan seksual juga menjadi faktor mengapa korban tidak ingin melaporkan kasusnya. Kasus kekerasan seksual dapat terjadi di mana saja, baik di tempat privat dan sepi maupun di tempat umum.
Maka dari itu, banyak korban yang mengalami peristiwa pelecehan seksual di tempat sepi dan tidak ada akses CCTV sehingga mereka tidak bisa mendapatkan bukti.
Editor : Arief Munandar