LABVIRAL

9 Kasus Terorisme Menggemparkan Dunia

Ilustrasi, bom

LABVIRAL.COM - Laporan Global Terorism Index (GTI) 2022 menunjukkan kematian yang diakibatkan serangan teroris sebanyak 7.142 jiwa sepanjang 2021. Angka tersebut turun 1,1% dari tahun sebelumnya.

Namun, serangan teroris meningkat 17% menjadi 5.226 pada 2021 dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar aksi terorisme tersebut terjadi di kawasan Sahel (Afrika) dan Afghanistan.

Aksi terorisme berawal dari teror pada World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat atau dikenal dengan kejadian (9/11) pada 2001, dan munculnya kelompok-kelompok berpaham ekstrimis.

Baca Juga: Suka Random Over Gigi Mobil Ternyata Bahaya Juga!

Aksi terorisme tidak selalu diwarnai dengan pengeboman, bisa juga seperti genjatan senjata, pembunuhan massal hingga penyandraan. Berikut kasus terorisme yang sempat menggemparkan dunia:

Bom bunuh diri di Bandara Internasional Kabul

Kasus bom bunuh diri dengan meledakkan bahan peledak di Bandara Internasional Kabul, Afghanistan pada 26 Agustus 2021 menjadi aksi terorisme paling mematikan di dunia pada 2021.

Dalam serangan tersebut sebanyak 170 jiwa meninggal dunia dan 200 orang lainnya mengalami luka-luka. Kelompok Negara Islam Provinsi Khorasan, Afghanistan mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut.

Baca Juga: Mengenal 4 Tipe Senjata Pemusnah Massal

Serang senjata di Sahel

Kemudian, serangan teroris paling mematikan berikutnya terjadi di Provinsi Yagha, Burnika Faso pada 5 Juni 2021 lalu.

Orang-orang yang bersenjata menewaskan sedikitnya 160 orang dan 40 orang lainnya di Desa Solhen wilayah Sahel, Afrika. Tak ada warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban dalam serangan senjata ini.

Baca Juga: Gokil, Begini Spesifikasi Motor MotoGP Yamaha YZR-M1 2023!

Upaya penculikan Gubernur Michigan

Pada Oktober 2020, FBI menangkap 13 orang yang ingin menculik Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer. Mereka dianggap berusaha melancarkan aksi terorisme domestik.

Kelompok tersebut bernama Wolverine Watchmen yang ingin melengserkan Whitmer, motif lainnya adalah  menolak kebijakan Covid-19 yang ketat.

Baca Juga: Mengenal Cara Kerja Bom Panci, 4 Kasus Pernah Terjadi di Indonesia

Penembakan di Masjid Selandia Baru

Penembakan massal mengerikan terjadi di Christchurh, di mana si teroris menyerang jemaah di dua masjid yang tengah melaksanakan Shalat Jumat.

Serangan yang terjadi pada 15 Maret 2019 itu menargetkan Masjid Al Noor yang berada di pinggiran Riccarton, dan Linwood.

Sebanyak 51 orang tewas dalam insiden tersebut. 42 korban di antaranya berada di Al Noor, tujuh di Linwood, dan dua di Rumah Sakit Christchurch.

Pelaku yang sempat menyiarkan aksinya secara langsung di Facebook ditabrak oleh polisi di Sydenham, 21 menit setelah laporan pertama muncul.

Baca Juga: Merawat Motor di Musim Hujan, Caranya Gini!

Si teroris diketahui bernama Brenton Tarrant. Seorang pria berusia 28 tahun yang besar di Grafton, New South Wales, Australia.

Teroris itu disebut sengaja datang dari Negeri "Kanguru" untuk melakukan aksinya, dan sempat merilis manifesto alasanya melakukan penembakan di masjid di media sosial.

Melalui manifestonya itu, terungkap pelaku teror sudah merancang aksi kejinya sejak dua tahun terakhir, sebelum menetapkan lokasinya di Christchurh tiga bulan sebelumnya.

Baca Juga: Begini Spesifikasi Honda Dunk, Lebih Irit dari Honda BeAT,

Serangan di Mumbai, India

Pada 26 November 2008 lalu, serangkaian serangan teroris terkoordinasi terjadi serentak di sejumlah tempat di sekitar Kota Mumbai, India.

Sedikitnya 188 orang dilaporkan tewas dalam serangkaian aksi peledakan, penembakan, dan penyanderaan oleh sebuah kelompok yang menamakan dirinya ‘Lashkar e Taiba’.

Baca Juga: Apa Itu Sistem Pemilu Proporsional Tertutup? Ini Penjelasan Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Pembunuhan masal di Sekolah Peshawar

Pada 16 Desember 2014, lebih dari 145 orang, termasuk 132 anak sekolah berusia antara delapan sampai 18 tahun, dan beberapa orang karyawan di sekolah, dibunuh secara masal di sebuah sekolah di Kota Peshawar, Pakistan. Kasus itu dilakukan tujuh pria bersenjata yang diyakini merupakan militan Taliban Pakistan.

Baca Juga: Pele, Fakta dan Profil Pemain Sepakbola Terbaik Dunia

Bom I Bali

Tragedi Bom Bali I adalah sebuah kasus pengeboman di tiga lokasi di Bali yang terjadi pada 12 Oktober 2002 dan disebut sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

Pada peristiwa Bom Bali I, tiga buah bom mengguncang Pulau Dewata tepatnya di depan Diskotek Sari Club dan Diskotek Paddy's Pub yang berlokasi di Jalan Legian, Kuta, serta di depan Kantor Konsulat Amerika Serikat di daerah Renon, Denpasar.

Peristiwa Bom Bali 12 Oktober 2002 menewaskan ratusan WNA hingga WNI yang berada di lokasi kejadian. Berikut rincian korban Bom Bali 12 Oktober 2002.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Makna Intoleransi Bagi WNI

Korban tewas: 202 orang

- 164 WNA

- 38 WNI

Korban luka-luka: 209 orang.

Ada empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka Tragedi Bom Bali 12 Oktober 2002. Keempat tersangka tersebut divonis hukuman seumur hidup hingga hukuman mati. Berikut daftar nama empat tersangka Bom Bali 12 Oktober 2002.

Ali Imron (hukuman seumur hidup)

Amrozi (hukuman mati)

Imam Samudra (hukuman mati)

Ali Gufron (hukuman mati).

Tak hanya menelan banyak korban baik meninggal maupun luka-luka, Bom Bali I sempat mengguncang industri pariwisata di Bali.

Baca Juga: Cara Rawat Ban Tubeless Motor Biar Panjang Umur

WTC 9/11

Kelompok Al Qaeda pada 11 September 2011 meluncurkan serangan teroris terdahsyatnya pada Amerika Serikat (AS) dengan menabrakan menara kembar World Trade Centre (WTC) di AS yang menewaskan sekira 2.996 jiwa, sehingga dikenal dengan tragedi 9/11..

Sejak peristiwa runtuhnya menara kembar WTC di AS, muncul serangkaian aksi teror lainnya yang memakan jumlah korban tewas yang luar biasa.

Serangan ISIS

Kelompok militan ISIS telah membunuh ribuan orang menggunakan banyak serangan bom saat berupaya menguasai seluruh wilayah Suriah dan Irak.

Bahkan kelompok ekstremis ini telah melebarkan sayapnya dengan mencoba menguasai banyak wilayah seperti Mesir, Libya, Nigeria, dan Somalia.

Kelompok ini disinyalir juga bekerja sama dengan beberapa kelompok-kelompok teroris di Indonesia, untuk melakukan tindakan terorisme di Indonesia.

Editor : Arief Munandar

Tags :
BERITA TERKINI