LABVIRAL.COM - Politik dumping merupakan kebijakan penjualan barang yang dibuat di dalam negeri ke luar negeri dengan harga lebih murah daripada di dalam negeri. Tujuan politik dumping adalah menguasai pasaran luar negeri dan dapat menguasai harga.
Politik dumping memiliki empat jenis, yaitu:
1. Predatory dumping
Sesuai namanya, predatory dumping adalah pemangsa dengan tujuan melumpuhkan para kompetitornya. Saat kompetitor lumpuh, pelaku predatory dumping akan menaikan harga produknya sesuka hati.
Baca Juga: 4 Fakta Jubah Hitam Bisht Milik Lionel Messi
2. Persistent dumping
Persistent dumping adalah tindakan menjual produk ke luar negeri dengan harga jauh lebih murah secara terus-menerus. Tujuannya untuk menguasai pasar negara tersebut dalam jangka waktu yang panjang.
3. Sporadic dumping
Jika persisten dumping dilakukan secara terus menerus, hal ini berbeda dengan sporadic dumping yang dilakukan dalam jangka pendek. Tujuannya adalah mencegah penumpukan barang di pasar dalam negeri, akibat kelebihan produksi di pabrik.
Baca Juga: Tugas dan Wewenang Panwaslu Kecamatan Sesuai UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu
Dampak Negatif Politik Dumping
Namun, politik dumping berdampak negatif. Politik dumping dapat merusak pasaran dan merugikan pesaing yang ada di negara pengimpor. Sebab, nantinya produsen lokal akan sulit bersaing dengan produk luar negeri yang sejenis dan harganya jauh di bawah harga normal.
World Trade Organization (WTO) atau organisasi perdagangan dunia adalah salah satu pihak yang tidak menyetujui adanya kebijakan dumping. Namun, WTO menilai politik dumping merupakan tindakan legal.
Baca Juga: Kepanjangan DPT, DPTb Dan Model C KPU Serta Istilah-istilah Dalam Pilkada
Keuntungan Politik Dumping
1. Membantu memenuhi kebutuhan negara lain.
2. Memperluas pangsa pasar.
3. Menambah pendapatan devisa negara.
Contoh Politik Dumping
1. China seringkali menjual produk seperti baja, tekstil, hingga produk elektronik yang lebih murah di Indonesia ketimbang di negara asalnya.
2. Dominasi terigu asal Turki di Indonesia pada 2009 karena harga terigu dari Turki lebih murah dari terigu dalam negeri.
3. Penjualan produk motor, mobil, dan alat elektronik oleh Jepang dengan harga yang tinggi di dalam negeri, tetapi sangat murah di luar negeri.
Editor : Arief Munandar