Pada tahun tersebut, pembuatan surat kabar masih menggunakan pena, atau menulis dengan tangan. Sampai dengan tahun 1688 pada masa pemerintahan hindia Belanda, akhirnya Belanda memiliki mesin ketik.
Kamu harus tahu bahwa surat kabar di Indonesia yang pertama kali dibuat dengan mesin tik, berisikan perjanjian dan peraturan antara Belanda dengan Sultan Makassar.
Pada masa tersebut, surat kabar yang terbit menggunakan berbagai bahasa. Tercatat, ada 30 surat kabar berbahasa Belanda, 27 berbahasa Indonesia dan 1 surat kabar berbahasa Jawa.
Baca Juga: Mengenal Tiga Jenis Pelek Mobil, Mana yang Paling Murah?
2. Masa pendudukan Jepang
Pada masa Jepang, dapat dikatakan jurnalistik mengalami penurunan, karena Jepang memaksa para jurnalis untuk menulis berita terkait dirinya saja, yang tentu semuanya adalah hal positif.
3. Masa pemerintahan Soekarno
Pada masa pemerintahan Soekarno, keberadaan jurnalis digunakan sebagai pemicu semangat pemuda untuk mempertahankan kemerdekaan. Namun pada saat perserikatan Indonesia dibubarkan dan kedaulatan mulai diakui, jurnalis mulai bekerja tidak sesuai dengan peraturannya. Karena pada masa tersebut, jurnalis dimanfaatkan untuk manuver politik.
4. Masa pemerintahan Soeharto
Baca Juga: Efeknya Bahaya, Ini Ciri-ciri Oli Mobil Habis
Pada masa ini, kebangkitan pers mulai dibangun. Dimana pada masa tersebut, siapa saja boleh mendirikan media massa, atau surat kabar tanpa persetujuan siapapun.
Tetapi pada masa tersebut pula, kebebasan itu membawa petaka, karena jurnalis di banyak media melakukan banyak penyebaran berita hoax, bahkan konten pronografi sempat merajalela. Sampai akhirnya, pemerintah membuat peraturan terkait dunia menulis jurnalistik, yang membredel, melarang bahkan menutup banyak media yang diangaap terlalu fulgar dan terbuka mengkritik pemerintah.
5. Masa reformasi
Baca Juga: Penting Banget, Begini Cara Mengetahui Berapa Ampere Aki Mobil dari Kode
Editor : Bonifasius Sedu Beribe