LABVIRAL.COM- Sejumlah perusahaan karoseri Tanah Air sukses mengirim produknya ke luar negeri.
Tentu ini menjadi sinyal positif. Bahwasanya perusahaan karoseri lokal sanggup bersaing di pasar global.
Indonesia terkenal memiliki beberapa perusahaan karoseri yang membuat bus dan truk. Dengan kualitas yang baik dan mumpuni, berbagai produk karoseri di Indonesia banyak dilirik oleh perusahaan PO negara lain sebagai calon armada transportasi mereka.
Hal itu dikarenakan kualitas bus karoseri di Indonesia tidak kalah dengan perusahaan otobus negara lain.
Baca Juga: Begini Cara PO Bus Awasi Jam Kerja para Sopir
Akan tetapi, berbagai faktor menjadi kendala menyelimuti terkait perizinan dalam mengeskpor brand bus karoseri Indonesia.
Faktornya adalah berbagai karoseri di Indonesia masih belum sepenuhnya memenuhi standar internasional dalam membangun bodi bus. Juga, bus yang masih menggunakan chassis sebagai komponen utama sedangkan bus di Eropa sudah menggunakan Monocoque (tanpa chassis).
Sebaliknya, ada beberapa karoseri di Indonesia yang sudah menembus pasar negara asing sebut saja perusahaan otobus Laksana dan karoseri asal Malang, Adiputro.
Karoseri Laksana sukses mengekspor bus buatannya yaitu Legacy SR2 XHD Prime. PO yang bermarkas di Semarang tersebut memang sudah lama mengirim produknya ke negara lain terutama negara Fiji sejak tahun 2009.
Baca Juga: Busmania, Begini Lho Proses dan Syarat Bikin PO Bus
Kemudian pada tahun 2019-2020 Laksana kembali mengirim 14 unit bus lagi ke negara Bangladesh, negara tetangga India tersebut memang pelanggan setia PO Laksana.
Tercatat sampai tahun ini, Bangladesh masih membutuhkan bus buatan Laksana.
Untuk Adi Putro sendiri masih sedang menjajaki ekspor produknya ke Timur Tengah dan Amerika Selatan yang lebih dominan menggunakan setir kiri.
Model yang diekspor Adi Putro adalah jenis Jetbus 3+ HDD, UHD, dan SHD. Karoseri berlogo kuda jingkrak tersebut juga menawarkan 2 pilihan chassis setir kiri.
Yaitu dengan mengimpor chassis setir kiri atau menggunakan chassis lokal dengan mengubah menjadi setir kiri dengan persetujuan dari perusahaan pembuat chassis.
Regulasi setiap negara tujuan ekspor juga menjadi syarat mutlak karoseri. Hal tersebut karena ada perbedaan bus pasar domestik dan pasar ekspor, terkait dimensi bus, pintu, dan penyesuaian ketika pembuatan.
Editor : Hadi Mulyono