LABVIRAL

Profil dan Perjalanan Karier Moeldoko, Jenderal yang Lahir dari Keluarga Sederhana

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Sumber : Instagram/@ dr_moeldoko)

LABVIRAL.COM - Siapa yang tak kenal Moeldoko? Dia adalah seorang Kepala Staf Kepresidenan yang memang tak boleh dilupakan dalam dunia perpolitikan tanah air. Kariernya yang diraih sekarang ini tentu tak didapatkan secara tiba-tiba. Lalu, bagaimana perjalanan karir Moeldoko? Berikut kami sajikan ringkasan fakta-fakta Moeldoko yang mungkin belum Anda ketahui.

Pria kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 ini adalah seorang purnawirawan Jenderal TNI. Ia adalah seorang anak bungsu dari 12 bersaudara pasangan Moestaman dan Masfuah.

Sewaktu kecil, ia menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Juntok 1, Kediri. Kemudian ia melanjutkan ke SMP Negeri Papar, Kediri. Setelah itu, pada tahun 1977 ia melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Pertanian, Jombang.

Setelah lulus dari sekolahnya di Jombang tersebut, Moeldoko terjun ke dunia militer. Ia mengikuti pendidikan militer di Akademi Militer (Akmil), Magelang. Ia lulus dari Akmil pada tahun 1981 dan dianugerahi Bintang Adhi Makayasa. Ia pun mengawali karir militernya dengan mulus sebagai Komandan Peleton di Yonif Linud 700 Kodam VII/Wirabuana.

Karirnya dalam dunia militer tak berhenti di situ saja. Ia pada tahun 2008 menjabat sebagai Kasdam Jaya. Kemudian, tahun 2010-2011 ia mengalami tiga kali rotasi jabatan dan kenaikan pangkat. Mulai dari Panglima Divisi 1/Kostrad, Panglima III/Siliwangi, hingga menjabat sebagai Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Dua tahun setelah menjadi Wakil Gubernur Lemhannas, ia dilantik sebagai Wakil Kepala Staf AD. Kemudian, ia dipercaya sebagai Kepala Staf TNI AD pada 22 Mei 2013.

Pada usia 56 tahun, Moeldoko dilantik sebagai Panglima TNI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kini di era Presiden Joko Widodo, dirinya dipercaya menjadi Kepala Staf Kepresidenan.

Lalu, bagaimana kisah kehidupan Moeldoko lainnya? Berikut ini adalah fakta-fakta Moeldoko di luar karier kemiliterannya:

1. Lahir dari keluarga sederhana dan pas-pasan

Meski karir militernya mulus sampai ia berhasil menjadi seorang Panglima TNI, Moeldoko lahir dan besar dari keluarga yang sederhana. Kehidupan masa kecil Moeldoko serba pas-pasan.

Salah satu sebab kehidupan Moeldoko serba pas-pasan karena ia memiliki saudara yang bisa dibilang banyak, yakni memiliki 11 saudara kandung. Orangtua Moeldoko harus membiayai seluruh anak-anaknya, ada 12 orang termasuk Moeldoko sendiri.

Meski dalam keadaan serba kekurangan, orang tua Moeldoko ingin anak-anaknya bisa menjadi orang yang berguna. Moeldoko pun sejak kecil sudah menjadi seorang pekerja keras. Ia sering membantu ekonomi keluarganya. Salah satunya adalah ia sudah ikut bekerja sepulang dari sekolah. Moeldoko biasanya ikut bekerja mengangkut batu dan pasir dari kali.

2. Hubungan harmonis dengan SBY

Sejak SBY menjadi presiden, karier Moeldoko dalam dunia militer memang sangat melejit. Moeldoko pada tahun 2013 yang sudah tiga tahun bertugas di Lemhanas, menjabat sebagai Wakil Kepala Staf TNI AD. Jabatan ini ia lakoni bersamaan dengan mendampingi adik ipar SBY, Jenderal Pramono Edhie Wibowo.

Jabatan barunya itu hanya bertahan beberapa bulan saja. Moeldoko kemudian diangkat menjadi Kepala Staf TNI AD. Pelantikan gelarnya yang baru itu dilaksanakan pada 22 Mei 2013. Selang beberapa bulan sejak dilantik, Moeldoko secara resmi mendapat jabatan baru sebagai Panglima TNI. Ia dilantik pada 30 Agustus 2013 oleh SBY di Istana Negara.

3. Tak melupakan dunia pendidikan, gelar doktor diraihnya

Salah satu yang menarik dari Moeldoko adalah ketertarikannya pada dunia pendidikan. Meskipun awalnya ia adalah seorang prajurit dalam dunia militer, ia pun tidak melupakan pendidikan di bidang lain.

Selain lulusan Akmil, Moeldoko juga merupakan lulusan Universitas Terbuka pada tahun 2001. Kemudian, pada tahun 2005 ia melanjutkan jenjang magisternya di jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Indonesia (UI).

Meski sudah mendapat gelar magister, Moeldoko tetap melanjutkan pendidikannya. Ia melanjutkan pendidikan doktor atau S3 di FISIP UI. Ia lulus dari UI pada 15 Januari 2014.

4. Moeldoko dan Partai Demokrat

Selain aktif di tubuh militer dan dunia pendidikan, karier Moeldoko juga tampak di bidang politik. Namanya dalam bidang ini memang cukup kontroversial pada medio tahun 2020.

Hal itu karena Moeldoko sempat menggoyang Partai Demokrat dengan menggelar Kongres Luar Biasa pada 2020. Kongres tersebut diadakan di Hotel The Hill Sibolangit, Deli Serdang Sumatera Utara. Moeldoko terpilih sebagai Ketua Umum dalam kongres tersebut. Moeldoko berhasil mengalahkan mantan Ketua DPR, Marzuki Alie dalam kongres. Akan tetapi, nasib berbicara lain. Pasalnya, hasil Kongres Luar Biasa itu tidak diakui. Jabatan Ketua Umum Partai Demokrat pun tetap dipegang oleh Agus Harimurti Yudhoyono.

Editor : Efendi AW

Tags :
BERITA TERKAIT