Kala itu rumah sakit dikelola oleh pemerintah Belanda. Pada bulan Maret 1950, Rumah Sakit ini diserahkan kepada Pemerintah Indonesia.
Penyerahan ini dilakukan oleh Mayor Jenderal Dr. Simon direktur MGD KNIL kepada wakil Direktur Kesehatan Angkatan Darat dan sebagai Karumkit dipercayakan kepada Mayor Dr. Sarjiman.
Baca Juga: 4 Doa Agar Selalu Diberi Kesehatan dan Jarang Sakit
3. Rumah Sakit Salak awalnya bangunan sederhana
Saat penyerahan, kondisi bangunan Rumah Sakit Salak sangat sederhana. Bangunan berupa dinding papan yang mulai lapuk dengan kapasitas rawat inap 40 tempat tidur.
Awalnya, penyerahan Rumah Sakit Militer Bogor ini baru sebagian (ruangan laki-laki) karena ruangan wanita dan kamar bersalin masih dipakai oleh Kesehatan Belanda.
4. Awalnya hanya melayani pasien militer
Pada awal pendiriannya, pelayanan kesehatan di RS TNIAD Salak Bogor hanya ditunjukan kepada anggota militer dan keluarganya, namun pada tahun 1960 atas petunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Rumah Sakit TNIAD Salak Bogor dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum.
Baca Juga: 3 Ramuan Alami Paling Ampuh Redakan Sakit Pinggang
5. Kepala Rumah Sakit Salak perempuan
Saat ini Kepala Rumah Sakit Salak adalah perempuan, Letkol CKM dr Nanik Prasetyoningsih.
Saat ini Rumah Sakit Salak Bogor yang berdiri di atas lahan seluas 9.213 meter persegi dengan luas bangunan 6.074 meter persegi merupakan Rumah Sakit Tingkat III dijajaran TNI-AD, yang berada di bawah Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) 03.04.01.
Editor : Hadi Mulyono