LABVIRAL.COM - Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali menyinggung seorang mantan terpidana korupsi yang disambut meriah setelah bebas penjara.
Shamsi Ali tidak menyebut mantan terpidana korupsi yang dimaksudnya.
Shamsi Ali menyebut penyambutan mantan terpidana korupsi yang begitu meriah hanya ada di Indonesia.
Baca Juga: Susi Tertawa Lepas Saat Bertemu Prabowo, Netizen: Fix Bakal Kembali Masuk Kabinet
"Indonesia memang unik. Hanya ada di negara Indonesia seorang mantan pidana korupsi, dipenjara bertahun-tahun, tapi keluar penjara disambut bagaikan Pahlawan," kicau Shamsi Ali sebagaimana dikutip Labviral.com dari akun Twitter pribadinya, Rabu (12/4/2023).
Shamsi Ali heran dengan antusias masyarakat yang menyambut mantan terpidana korupsi. Dia sendiri kurang sepakat dengan kondisi tersebut.
"Kok bisa ya? Saya hanya merasa kurang sreg dan senyawa dengan keadaan itu," imbuhnya.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Lini High Grade, Lini Gunpla yang Cocok Buat Pemula
Sebelum Shamsi Ali membuat postingan tersebut, media massa memberitakan tentang Anas Urbaningrum yang bebas dari penjara pada Selasa (11/4/2022) kemarin.
Anas merupakan mantan terpidana korupsi yang telah menjalani masa tahanan delapan tahun dalam kasus korupsi dan pencucian uang.
Keluar dari Lapas Sukamiskin, Anas langsung disambut para loyalisnya. Dia juga sempat berpidato di hadapan loyalisnya.
Baca Juga: 3 Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar, Mudah untuk Diamalkan
Dalam pidatonya, Anas menegaskan bahwa selepas dirinya merdeka dia menekankan prinsip tidak ada permusuhan, tetapi memperjuangkan keadilan.
"Mohon maaf kalau ada yang berpikir dengan saya keluar, merdeka, bebas ini kemudian mendatangkan permusuhan atau pertentangan. Saya katakan minta maaf, tidak," kata Anas sebagaimana dikutip dari potongan video yang diunggah akun Twitter @anasurbaningrum.
"Saya tidak ada kamus pertentangan, permusuhan. Tetapi kamus saya adalah perjuangan keadilan," imbuhnya.
Baca Juga: Link Live Streaming Real Madrid vs Chelsea di Liga Champions Malam Ini
Meski begitu, Anas meminta maaf kepada pihak yang merasa termusuhi ketika dirinya melakukan perjuangan keadilan.
"Andai dalam perjuangan keadilan itu ada yang merasa termusuhi, mohon maaf bukan karena saya hobi bermusuhan, tapi itu konsekuensi perjuangan keadilan," tuturnya.***
Editor : Arief Munandar