LABVIRAL.COM - Akademisi Roonie H Rusli meyakini Anas Urbaningrum memiliki power politik setelah bebas dari penjara.
Roonie juga yakin Anas Urbaningrum tahu sosok yang memenjarakannya lewat kasus proyek Hambalang.
"Anas tahu permainan siapa yang jebloskan dia ke dalam penjara," kicau Roonie sebagaimana dikutip Labviral.com dari akun Twitter @Ronnie_Rusli, Rabu (12/4/2023).
Baca Juga: Jadwal Liga Serie A Italia 2022-2023 Pekan Ke-30: Inter vs Monza, Kebangkitan Nerazzurri
Di lokasi terpisah, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai upaya Anas Urbaningrum memperjuangkan keadilan dengan cara menyentil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lewat kasus Hambalang tidak akan berefek.
Pangi mengatakan, SBY sudah bukan penguasa sehingga daya kejut Anas dengan kasus Hambalang tidak akan signifikan.
"Bagi saya Hambalang dan SBY sudah closing, nggak ngefek lagi," kata Pangi.
Pangi menyarankan Anas untuk mengatur strategi ulang. Dia menyarankan Anas mempertimbangkan bergabung dengan Kubu Moeldoko yang berupaya merebut Partai Demokrat dari genggaman Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau keluarga Cikeas.
"Anas berpikir pada yang lebih besar lagi, termasuk bergabung dengan Moeldoko ya mungkin saja kalau beliau mau," imbuhnya.
Meski begitu, Pangi menilai upaya Anas 'menggebuk' SBY tidak akan berlangsung lama.
Baca Juga: Kemampuan Rayyanza Hafal Huruf Abjad Kena Hujat Netizen
Pangi mengakui Anas sempat disegani saat aktif di Partai Demokrat atau sebelum terjerat kasus korupsi.
Anas bisa mengambil alih Partai Demokrat karena mendapat dukungan para loyalisnya kala itu.
"Sekarang apa kekuatan politik Anas? Hak politiknya juga sudah dicabut, apakah memang masih sekuat dulu melawan Partai Demokrat, SBY dan hambalang?" kata Pangi.
Baca Juga: Download Game Grim Soul: Dark Fantasy Survival (MOD Menu) 5.0.6
Anas merupakan mantan terpidana korupsi yang telah menjalani masa tahanan delapan tahun dalam kasus korupsi dan pencucian uang.
Keluar dari Lapas Sukamiskin, Anas langsung disambut para loyalisnya. Dia juga sempat berpidato di hadapan loyalisnya.
Dalam pidatonya, Anas menegaskan bahwa selepas dirinya merdeka dia menekankan prinsip tidak ada permusuhan, tetapi memperjuangkan keadilan.
Baca Juga: 2 Dalil Kebenaran Malam Lailatul Qadar, Muslim Enggak Usah Ragu
"Mohon maaf kalau ada yang berpikir dengan saya keluar, merdeka, bebas ini kemudian mendatangkan permusuhan atau pertentangan. Saya katakan minta maaf, tidak," kata Anas sebagaimana dikutip dari potongan video yang diunggah akun Twitter @anasurbaningrum.
"Saya tidak ada kamus pertentangan, permusuhan. Tetapi kamus saya adalah perjuangan keadilan," imbuhnya.
Meski begitu, Anas meminta maaf kepada pihak yang merasa termusuhi ketika dirinya melakukan perjuangan keadilan.
"Andai dalam perjuangan keadilan itu ada yang merasa termusuhi, mohon maaf bukan karena saya hobi bermusuhan, tapi itu konsekuensi perjuangan keadilan," tuturnya.***
Editor : Arief Munandar