Nabi Muhammad bersabda, "Berpuasalah kalian dengan melihatnya (hilal) dan berbukalah dengan melihatnya pula. Apabila kalian terhalang oleh awan (mendung), maka sempurnakanlah jumlah bilangan hari bulan Syakban menjadi tiga puluh." (HR. Bukhari).
Baca Juga: Simak 5 Tutorial Make Up Idul Fitri 2023, Hari Lebaran Kamu Makin Cantik
Dilansir Labviral.com dari situs resmi MUI, kedua metode tersebut sama-sama berasal dari ijtihad ulama.
Maka dari itu, tidak ada yang salah dari keduanya dan umat Islam jangan sampai terpecah belah hanya karena perbedaan ijtihad.
Bahkan organisasi sekaliber Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan dua cara tersebut untuk menentukan awal bulan hijriyah seperti Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha dan lain sebagainya.
Baca Juga: 5 Tutorial Make Up Lebaran 2023, Tampil Cantik dan Natural Siap Sambut Hari Raya Idul Fitri
NU memposisikan metode falak (hisab) sebagai alat bantu dalam pelaksanaan rukyatul hilal karena cara ini tidak akan bisa diselenggarakan tanpa metode falak (hisab) yang baik.
Ormas yang baru berusia satu abad tersebut mempunyai sistem hisab jama’i (tahqiqy tadqiky ashri kontemporer) yang menghitung segenap metode falak yang berkembang di tubuh Nahdlatul Ulama.
Dari ulasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa baik metode hisab maupun rukyatul hilal bisa digunakan dalam menentukan awal Ramadan, Idul Fitri dan lain sebagainya.***
Editor : Hadi Mulyono