LABVIRAL.COM - Akademisi Ronnie Higuchi Rusli pesimis Indonesia dapat menyelenggarakan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang 100 persen murni demokrasi sipil.
Pernyataan itu disampaikan Ronnie melalui akun Twitternya @Ronnie_Rusli.
Mulanya, Ronnie mengatakan, satu hingga dua Minggu menjelang Pilpres Presiden RI sudah tidak bisa mempengaruhi suara pemilih calon presiden (capres) yang maju.
Baca Juga: Dede Budhyarto Tuding Pendukung Anies Mainkan Kampanye Hitam Ganjar Suka Nonton Bokep
"Karena power Presiden praktis sudah kategori demisioner (enggak bisa bikin keputusan eksekutif apapun. Karena masa jabatannya praktis usai)," kicau Ronnie sebagaimana dikutip Labviral.com, Selasa (9/5/2023).
Ronnie mengatakan, TNI dan Polri justru yang memiliki pengaruh di waktu-waktu krusial menjelang Pilpres tersebut.
"Ya TNI-Polri yang punya tugas mengamankan pemilu dan jalannya pemilu sampai suara masuk kotak perhitungan," tuturnya.
Baca Juga: Isu Nonton Bokep Terus Digaungkan, Pegiat Media Sosial Ini Bela Ganjar Pranowo
Masih kata Ronnie, ada dua calon presiden (capres) yang memiliki bobot besar terpilih di Pilpres 2024.
Pertama, capres yang paling dekat dengan institusi kekuasaan, yakni militer, intelijen dan Polri.
"Kedua, capres mana yang paling banyak didukung rakyat sipil. Pastinya dua Capres dari 3 Capres yang maju," tuturnya.
Baca Juga: Ganjar Target Pembangunan Masjid Agung Rampung 2024, Ngejar Pahala atau Suara?
Ronnie pesimis Indonesia dapat menyelenggarakan Pilpres tanpa intervensi.
"Pendapat saya sampai kiamat Indonesia belum bisa Pilpres 'full demokrasi sipil' bebas dari pengaruh militer, intelejen dan polisi," tuturnya.
Di akhir postingannya, Ronnie berharap tidak ada yang tersinggung atas pendapatnya tadi.
"Gak usah depat, apalagi tersinggung. Lebih baik kumpulin saja info dan tunggu tanggal maennya. Analisa apapun saya terima sebagai masukan pemikiran," tukasnya.***
Editor : Arief Munandar