LABVIRAL.COM - Pernikahan hingga hubungan percintaan tak selalu berjalan sesuai harapan, tantangan, dan ujian kerap dihadapi setiap pasangan.
Dari semua permasalahan yang biasa menguji pasangan, salah satu yang paling ditakutkan oleh pasangan adalah kehadiran orang ketiga atau perselingkuhan.
Perselingkuhan dapat menyebabkan trauma bagi korbannya, baik itu laki-laku maupun perempuan.
Baca Juga: Perselingkuhan, Kenapa Perempuan yang Selalu Salah?
Tak hanya itu, berbagai masalah juga dapat muncul sebagai respons emosional akibat perselingkuhan.
Di antaranya seperti banyak pikiran, gangguan makan dan tidur, suasana hati yang tidak menentu, masalah kesehatan, hingga depresi.
Namun, diantara pria atau wanita korban perselingkuhan, siapa yang paling terdampak dengan adanya perselingkuhan.
Baca Juga: Wanita Paling Rentan Selingkuh di Usia Berapa?
Menurut penelitian terbaru di Jerman, yang diterbitkan di Sage Journals, sebagaimana dikutip Labviral.com, menunjukkan bahwa jenis kelamin berperan dalam dinamika perselingkuhan.
Hal yang mengejutkan ternyata pria yang menjadi korban perselingkuhan, lebih menderita dibanding wanita yang merasakan pengkhianatan.
Wanita yang menjadi korban perselingkuhan cenderung mengalami peningkatan dalam kualitas hidup secara bertahap setelah peristiwa tersebut.
Baca Juga: 8 Cara Mengakhiri Perselingkuhan Sebelum Terlambat
Mengenai efek wanita jadi pelaku perselingkuhan, penulis berspekulasi bahwa perselingkuhan yang dilakukan wanita lebih sering dimotivasi oleh ketidakpuasan hubungan daripada pria.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa perselingkuhan yang dilakukan karena alasan itu, lebih cenderung mengarah pada hasil yang positif bagi pribadi wanita.***
Editor : Bonifasius Sedu Beribe