LABVIRAL

Pesan Penting Kurniawan untuk Pemain Muda yang Bermain di Luar Negeri

Kurniawan Dwi Yulianto (Sumber : Instagram/kurniawanqana)

Belum lagi status sebagai pemain asing. Di Indoensia, ekspektasi pemain asing harus lebih baik. Begitu juga saat pemain Indonesia ke luar negeri. Status pemain asing melekat. Selain itu saat terputuk harus bisa cepat bangkit, kalau tidak selesai.

Berproses dulu, urusan hasil belakangan

Waktu makan kita, pola makan, jam istirahat, belum lagi kendala bahasa dan segala macam, juga harus dipersiapkan. Karena tantangan besar, jangan berekspektasi yang tinggi. Dengan kerjas keras saja peluang masing 50:50.

Saya tidak 100 persen menyamaratakan pemain kita, ini yang saya rasakan juga knowledge soal gizi gak saya dapatkan di Indonesia. Ini menjadi pekerjaan stakehokder pembinaan. Harus memulai masuk faktor eksternal soal kebutuhan atlet.

Taktik, disiplin dan mental, teknik penting, tapi eksternal juga harus digarap oleh sepak bola kita. Bagaimana masalah nutrisi, edukasi ke mereka. Belum masalah attitude. Cara menghadapi pressure.

Di sini tanpa diingatkan rata-rata sudah pada disiplin, gak boleh makan ini dan itu.

Semua proses perjuangan harus dijalani. Harus kerja keras. Poinnya adalah ketika sudah di Eropa, pada akhirnya sudah berusaha segala macam, faktor usia usia juga gak bisa ditahan. Kalau masih beranggapan usia 22, 23 masih kuat, tidak setuju itu. Di Eropa, usia 16,17,18 sudah mulai umur mateng.

Jadi, kesempatan jangan disiakan.

Karena faktanya banyak dari sesama negara Asia, Jepang, Korea, merantau ke Eropa sampai sekian tahun dan gak masuk ke tim utama. Tapi, setidaknya mereka mendapatkan value dari Eropa.

Pahami metode kepelatihan

Yang saya alami dulu, kemudian ini saya di sini, tim Como senior, U-19, jadi metode kepelatihan di Indonesia sebenarnya gak ada yang salah.

Editor : Sugeng Wahyudi

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI