1. Sikap Rela Berkorban
Sudirman lahir pada tanggal 29 April 1922 dan meninggal pada 10 Juni 1986 saat usianya 64 tahun. Dia menjabat sebagai ketua PBSI selama 22 tahun.
Bapak bulu tangkis Indonesia ini memiliki dedikasi yang tinggi pada dunia bulu tangkis Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan sikapnya yang rela berkorban.
Segala sesuatu rela dilakukan oleh Sudirman. Salah satu contohnya adalah dia rela menjual mobil pribadinya untuk membiayai tim bulu tangkis Indonesia maju pada laga Piala Thomas pada tahun 1958.
Saat itu, pengorbanannya terbalaskan dengan tim Indonesia membawa pulang Piala Thomas. Bahkan, saat itu Indonesia berstatus sebagai debutan.
Baca Juga: 9 Daftar Pemain Indonesia yang Memilih Berkarier di Luar Negeri
2. Sikap Rendah Hati
Selain sikapnya yang rela berkorban, Sudirman juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati. Hal tersebut dapat dilihat ketika Sudirman berencana dijadikan nama pada turnamen beregu putra pada kongres PBSI tahun 1963 Makassar. Dirinya menolak usulan ini.
Setelah Sudirman meninggal pada 10 Juni 1986, baru kemudian usul itu diperjuangkan oleh sahabatnya Suharso Suhandinata ke Federasi Bulutangkis Dunia (IBF).
Pada Oktober 1988 saat pertemuan IBF di Singapura, nama Sudirman ditetapkan sebagai nama kejuaraan pada bulutangkis internasional untuk beregu campuran.
Satu tahun setelahnya, di Istora Senayan, kejuaraan Piala Sudirman pertama kali dilaksanakan.
Editor : Dian Eko Prasetio