LABVIRAL

Apa Itu Aneurisma? Mari Kenali Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Ilustrasi otak manusia yang mengalami gangguan. (Sumber : Freepik.com/kjpargeter)

LABVIRAL.COM - Belum lama ini, publik dikejutkan dengan meninggalnya Jo Lindner, seorang influencer kebugaran asal Jerman. Kabarnya, Lindner meninggal akibat aneurisma.

Aneurisma merupakan suatu penonjolan atau pelebaran pembuluh darah di otak karena dinding pembuluh darah yang melemah. Aneurisma memiliki bentuk seperti buah beri yang menggantung di pembuluh darah. Apabila pembuluh darah tersebut pecah, akan muncul komplikasi yang mengancam nyawa.

Aneurisma yang tidak pecah umumnya tidak menunjukkan gejala apapun. Tapi, bukan berarti kondisi ini dapat dipandang sebelah mata. Aneurisma perlu diwaspadai dan dikenali gejalanya agar memperoleh penanganan yang tepat oleh dokter.

Baca Juga: Mengenal Aneurisma, Penyebab, dan Gejala yang Bikin Influencer Binaraga Jo Lindner Meninggal

Baca Juga: 6 Manfaat Mendengarkan Musik bagi Anak, Bikin Perkembangan Otak Lebih Baik

Nah, karena itu, simak ulasan mengenai penyebab, gejala, dan pencegahan aneurisma.

Faktor Penyebab Aneurisma

Aneurisma terjadi akibat melemahnya atau menipisnya pembuluh darah di otak. Penyebab dari kondisi tersebut belum dapat diketahui secara pasti. Akan tetapi, kamu tetap dapat mengetahui berbagai faktor risiko aneurisma, yakni:

1. Mengidap hipertensi
2. Memiliki usia lebih dari 40 tahun
3. Umum terjadi pada perempuan, terlebih setelah menopause
4. Mempunyai riwayat cedera pada kepala
5. Mengonsumsi alkohol berlebihan
6. Mengonsumsi narkoba, utamanya kokain
7. Merokok
8. Memiliki riwayat keluarga yang menderita aneurisma

Gejala Aneurisma

Aneurisma yang memiliki ukuran kecil dan belum pecah umumnya tidak menunjukkan gejala pada penderitanya. Akibatnya, pengidapnya pun biasanya tak menyadarinya. Tapi, jika ukurannya membesar, penderitanya akan mulai mengalami berbagai gejala, di antaranya:

1. Mengalami nyeri di sekitar mata
2. Mati rasa pada salah satu sisi wajah
3. Pusing
4. Sakit kepala
5. Kesulitan untuk berbicara
6. Mengalami gangguan keseimbangan
7. Kesulitan untuk berkonsentrasi
8. Daya ingat menurun
9. Mengalami gangguan pada penglihatan

Jika aneurisma pecah, akan terjadi pendarahan otak dan memunculkan gejala seperti berikut:

1. Sakit kepala yang teramat sangat
2. Penglihatan kabur atau tampak ganda
3. Mual dan muntah
4. Lemah di salah satu sisi tubuh atau tungkai kaki, bahkan lumpuh
5. Kesulitan untuk bicara
6. Kesulitan berjalan
7. Kelopak mata turun atau ptosis
8. Kejang-kejang
9. Kesadaran menurun

Baca Juga: 6 Makanan yang Baik untuk Perkembangan Otak Anak, dari Telur hingga Oatmeal

Baca Juga: Amerika Beri Izin Elon Musk Tanam Chip ke Otak Manusia, Dapat Menjelajah Internet Lewat Telepati?

Pencegahan aneurisma

Terdapat berbagai cara yang dilakukan dokter untuk mencegah pecahnya aneurisma, tergantung usia, kondisi pasien, serta ukuran aneurisma yang diderita.

Jika pasien memiliki risiko aneurisma pecah yang rendah, maka pasien akan mendapatkan pengamatan secara berkala oleh dokter. Selain itu, pasien juga akan mendapatkan obat penurun tekanan darah serta dianjurkan untuk menjalani pola hidup yang sehat.

Jika memiliki risiko aneurisma yang tinggi, pasien akan dianjurkan untuk melakukan operasi. Operasi tersebut bertujuan untuk memutus aliran darah ke aneurisma, sehingga ukurannya tidak semakin besar dan pecah.***

Editor : Efendi AW

Tags :
BERITA TERKAIT