LABVIRAL.COM - Di tengah masyarakat beredar pembicaraan bahwa jodoh merupakan hal yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT alias tergantung takdir yang ditetapkan Allah SWT.
Lantas, jika memang telah ditetapkan apakah urusan jodoh menjadi hal yang dipasrahkan atau tetap harus dicari dengan segala usaha?
Menjawab hal itu, Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur,awalnya menjelaskan bahwa takdir terbagi menjadi dua yakni mubram dan muallaq.
Baca Juga: 3 Doa Minta Jodoh Menurut Islam Lengkap, Arab, Latin dan Terjemahan
Takdir, lanjutnya, telah ditetapkan oleh Allah, namun ada pula yang berubah sesuai dengan kehendak Allah SWT.
“Jadi sesuai dengan keyakinan ahlussunnah wal jamaah, takdir itu ada yang mubram dan muallaq. Bahwa takdir itu sudah ditentukan, tapi juga bisa berubah-ubah jika memang Allah kehendaki,” jelas Ning Imaz dalam tayangan YouTube NU Online, dikutip pada Selasa (18/7/2023).
Adapun salah satu cara untuk mengetuk ketetapan Allah untuk mendapatkan ketetapan yang baik, terang Ning Imaz, adalah dengan berdoa.
Doa untuk diri sendiri pun terbagi menjadi dua kategori yakni doa batin dan doa dhohir.
“Doa batin adalah doa yang kita panjatkan di sepertiga malam, setelah shalat. Doa dhohir adalah doa yang kita upayakan,” lanjut Ning Imaz.
Baca Juga: 3 Doa agar Dia Menjadi Jodoh Kita, Enggak Perlu Pakai Pelet
Doa dhohir, sambung dia, merupakan upaya manusia untuk mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai.
“Manusia ini kan dhohir atau lemah, bahwa la haula wala quwwata illa billah. Maqom manusia adalah berusaha,” ucap istri Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Kaliwungu Kendal, Gus Rifqil Muslim Suyuti atau Gus Rifqil Muslim itu.
“Tidak bisa kita diam saja berharap makanan datang sendiri ke mulut kita kemudian kita kenyang. Kita harus berusaha mencari makanan memasukkannya ke dalam mulut, mengunyahnya, menelannya, lalu kemudian kenyang. Ini adalah maqom manusia ya, berusaha,” imbuh dia.
Oleh karena itu, Ning Imaz melihat perihal jodoh sebagai sebuah ketetapan tetap memerlukan usaha masing-masing dari setiap individu untuk mencapainya.
Takdir, terangnya, memang ditentukan tetapi manusia diberikan kesanggupan oleh Allah swt untuk melakukan hal yang bisa diupayakan dalam hal ada kendali manusia itu sendiri.
Baca Juga: 3 Doa agar Dia Menjadi Jodoh Kita, Enggak Perlu Pakai Pelet
“Yakni menggerakkan tangan, kaki, kehendak, dan bisa dialokasikan untuk hal-hal baik,” ucapnya.
“Dalam kendali itu memang Allah berikan kekuatan kepada manusia untuk melakukannya. Kita tidak boleh pasrah, kita harus memiliki daya juang, mental juang untuk meraih yang kita inginkan,” tambahnya.
Namun, Ning Imaz juga menjelaskan bahwa jika memiliki harapan jodoh terbaik, dimulai dari membenahi diri sendiri.
"Kalau kita mau jodoh yang baik nggak usah jauh-jauh cari ke mana, tapi carilah itu di diri kita sendiri," kata Ning Imaz,
"Kebaikan yang bisa kita lakukan, bisa kita maksimalkan, itu terus kita gali, terus perbaiki diri. Nanti yakinlah Allah mendatangkan orang yang sesuai dengan frekuensi yang kita radiasikan," tambahnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Manba'ul Hikmah, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Gus Rifqil Muslim Suyuti menambahkan bahwa ungkapan soal jodoh seperti ‘Orang yang baik akan mendapatkan jodoh yang baik pula’ atau ungkapan-ungkapan jodoh lainnya, yang menekankan bahwa jodoh adalah cerminan diri sendiri tertera dalam firman Allah Swt pada surat An-Nur ayat 26:
ٱلْخَبِيثَٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَٱلْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَٰتِ ۖ وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Artinya: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”
Namun, lanjut Gus Rifqil, sering kali penjelasan tersebut mendikotomikan kelompok-kelompok tertentu bahwa yang baik harus mendapatkan yang baik ataupun sebaliknya.
Padahal, terang Gus Rifqil, dalam beberapa kasus justru orang baik mendapatkan yang tidak baik.
"Ada juga yang suaminya baik istrinya tidak baik contohnya Nabi Nuh dengan istrinya. Kenapa ini bisa terjadi, ada sebuah pengecualian," papar Gus Rifqil.
Baca Juga: Ijazah Doa Agar Cepat Dapat Jodoh dari Gus Mus
"Setiap perkara pasti ada pengecualian-pengecualian," Imbuhnya.
Oleh karena itu, Gus Rifqil menilai bahwa terdapat penjelasan yang luas terkait jodoh. Ada kalanya jodoh sebagai cerminan diri, ada kalanya sebagai pelengkap, dan ada kalanya sebagai cobaan.
"Itu qudratullah. Terkait rezeki jodoh mati ini memang sudah digariskan Allah swt. Jadi bagaimana kita mensyukurinya, kalaupun jodoh kita ndilalah sebagai pelengkap ataupun cerminan ini enak. Kalau jadi cobaan, jadikanlah ladang pahala," pungkas Gus Rifqil.
Editor : Rozi Kurnia