Malioboro menurut sejarawan UI
Menurut Dosen Sejarah UI, Prof Peter Brian Ramsey Carrey, nama asli kota Jogja adalah Ngayogyakarta. Nama itu terinspirasi dari sebuah nama kerajaan di kitab Ramayana, yaitu Ayodya.
Orang Jawa menyebutnya Ngayodya, sehingga terdengar seperti Ngayogya. Di dalam kitab itu juga, ada satu jalan utama yang sangat terkenal.
Jalan merupakan jalan utama tempat penyambutan Raja dan tamu tamunya, serta merupakan jalan penting yang memiliki banyak berkah.
Nama yang jalan tersebut adalah Malyabhara. Dalam Bahasa Sansekerta, Malya berarti bunga dan bhara yang diambil dari kata bharin yang artinya mengenakkan. Jadi jalan yang mengenakan bunga (jalan yang istimewa).
Nah, maka nama itu diambil untuk menamai jalan yang terletak dekat dengan Keraton Yogyakarta itu. Karena pengaruh pengucapan orang Jawa dimana huruf a dibaca o, maka terdengar jadi Malioboro.
Ketika awal dibangun, jalan tersebut tidak langsung ramai. Adalah Belanda yang mempeloporinya sebagai pusat Kota di Yogyakarta sehingga jadi ramai.
Karena ingin menyaingi popularitas Keraton Yogyakarta, Belanda lalu membangun Benteng Vredeburg dan The Dutch Club tahun 1800-an. Karena semakin ramai, letak Malioboro jadi semakin strategis sehingga Belanda membangun rumah Gubernur Belanda di jalan tersebut.
Ada juga yang mengatakan nama jalan ini diambil dari nama seorang kolonial Inggris bernama Duke of Marlboro. Ada juga yang bilang bahwa penamaan tersebut berdasarkan papan iklan merek rokok yang dulu dipajang di tempat itu.
Baca Juga: Viral Pernikahan Pria Bugis dengan Gadis Polandia, Jodoh Tak Ada yang Tahu
Wisata sekitar Malioboro
Selain kawasan Jalan Malioboro, di mana wisatawan bisa jalan, sekarang juga sudah diberlakukan kawasan bebas berkendara mulai sore sampai malam, wisatawan juga bisa menikmati wisata lain di sekitaran Jalan Malioboro.
Editor : Hadi Mulyono