LABVIRAL

Buat Cowok, Mari Mengenal Penyakit Cedara Ruptur Uretra yang Mengintai Pengendara Motor Laki-laki

Buat Cowok, Mari Mengenal Penyakit Cedara Ruptur Uretra yang Mengintai Pengendara Motor Laki-laki (FOTO: Freepik/JComp)

Faktor risiko ruptur uretra pada pengendara sepeda motor

Pengendara sepeda motor laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami ruptur uretra dibandingkan dengan pengguna moda transportasi lainnya. Faktor-faktor yang disajikan Labviral.com berikut ini dapat mempengaruhi tingkat risiko seseorang terkena kondisi ini:

1. Kecelakaan berat

Benturan hebat selama kecelakaan sepeda motor dapat menyebabkan trauma langsung pada daerah perineum, termasuk uretra.

2. Tidak menggunakan perlindungan yang tepat

Pengendara yang tidak menggunakan perlengkapan pelindung seperti helm full-face atau perlindungan pelvis yang memadai memiliki risiko lebih tinggi terhadap trauma pada jalur urin.

3. Kecepatan tinggi berkendara

Pengendara dengan kecepatan tinggi berisiko lebih tinggi terhadap kecelakaan berat, yang dapat menyebabkan ruptur uretra.

4. Tidak mematuhi aturan lalu lintas

Pengendara yang tidak mematuhi aturan lalu lintas cenderung terlibat dalam kecelakaan yang lebih sering dan meningkatkan risiko ruptur uretra.

Baca Juga: Kenapa Dilarang Memanaskan Motor di dalam Ruangan?

Gejala ruptur uretra

Tanda-tanda ruptur uretra dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan cedera. Gejala umum, meliputi:

  • Nyeri hebat pada daerah perineum, terutama saat mencoba buang air kecil.
  • Pembengkakan daerah sekitar perineum dan skrotum.
  • Pengidap mengalami kesulitan dalam memulai atau menghentikan aliran urine.
  • Urine Berdarah atau keruh, sebab ruptur uretra dapat menyebabkan darah bercampur dalam urine.
  • Nyeri saat sering kencing

Tindakan pertama dan pengobatan

Jika kamu mengalami gejala ruptur uretra, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah segera mencari bantuan medis profesional.

Pemeriksaan dan diagnosis yang tepat diperlukan untuk menentukan tingkat keparahan cedera. Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan termasuk:

  • Stabilisasi dan evaluasi medis: Tim medis akan memastikan keadaan pasien stabil sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
  • Penggunaan kateter: Dalam kasus ruptur uretra yang lebih ringan, pemasangan kateter dapat membantu mengalirkan urine dan meminimalkan tekanan pada uretra.
  • Pembedahan: Untuk kasus ruptur uretra yang lebih parah, prosedur bedah mungkin diperlukan untuk memperbaiki kerusakan dan mengembalikan fungsi uretra.

Baca Juga: Cara Menghemat Bensin untuk Pengendara Motor Matic

Editor : Bonifasius Sedu Beribe

Tags :
BERITA TERKAIT