LABVIRAL

Penjelasan 4 Unsur Mukjizat dalam Islam Menurut Quraish Shihab

Penjelasan 4 Unsur Mukjizat dalam Islam Menurut Quraish Shihab (Sumber : pinterest.com/Imam Al-Sadiq)

LABVIRAL.COM Terdapat beberapa unsur mukjizat dalam Islam yang perlu diimani oleh setiap muslim. Sebab percaya dengan keajaiban yang dialami nabi dan rasul merupakan tanda-tanda orang beriman.

"Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya." (QS. Asy-Syu'ara ayat 4)

Namun peristiwa besar yang terjadi tidak serta merta tergolong sebagai mukjizat. Menurut Quraish Shihab, setidaknya ada empat unsur yang harus dipenuhi untuk menilai apakah keajaiban termasuk mukjizat atau tidak.

Lebih detailnya, berikut ini merupakan penjelasan unsur mukjizat dalam pandangan agama Islam yang disadur labviral.com dari situs resmi Universitas Islam An Nur Lampung pada Senin, 13 Februari 2023.

Baca Juga: 4 Macam Mukjizat dalam Islam yang Dialami Para Nabi dan Rasul

1. Terjadi Secara Luar Biasa

Ilustrasi mukjizat para nabi (pinterest.com/Ahmad Hamid)

 

Syarat utama sesuatu bisa dikategorikan sebagai mukjizat adalah kejadiannya luar biasa dan sukar diterima dengan akal sehat.

Misalnya ketika Nabi Muhammad saw membelah bulan, kejadian tersebut benar-benar di luar nalar dan tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang biasa.

Maka dari itu ketika hari ini ada kejadian yang sekilas tampak luar biasa seperti hipnotis dan sulap, hal itu bukan termasuk bagian dari mukjizat.

Baca Juga: 3 Macam Hakim Berdasarkan Hadis Nabi, Hanya Satu yang Masuk Surga

2. Dialami oleh Nabi dan Rasul

Ilustrasi Mukjizat dalam Islam (pinterest.com/dailyasia.com)

 

Kejadian tak masuk akal bisa dikatakan sebagai suatu mukjizat apabila dialami oleh nabi atau rasul.

Allah Swt kerap menunjukkan tanda-tanda keberadaannya lewat mukjizat yang diberikan kepada para utusan di muka bumi.

Saat ada orang yang mengaku nabi, biasanya ia diminta oleh umat untuk membuktikan kenabiannya. Melalui mukjizat dari Allah itulah, para nabi dan rasul melemahkan anggapan orang yang ragu akan kenabian dan kerasulan mereka.

Dengan kata lain, sesuatu yang dialami oleh orang biasa (selain nabi) meski dianggap luar biasa maka tidak digolongkan sebagai mukjizat.

3. Menjawab Tantangan Mereka yang Ragu

Ilustrasi Mukjizat dalam Islam (pinterest.com/jannatuz zahra)

 

Pada zaman dahulu, ketika seseorang mengaku sebagai nabi maka pasti ada pihak-pihak yang meragukannya.

Mereka yang ragu pada umumnya menantang orang tersebut untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar nabi.

4. Tantangan Tidak Bisa Ditandingi

Ilustrasi Mukjizat dalam Islam (pinterest.com/danielamoateng.net)

 

Sebagai contoh ketika Nabi Isa as menyembuhkan orang yang buta, tantangan tersebut tidak bisa ditandingi atau ditiru oleh orang biasa.

Maka dari itu, kemampuan luar biasa yang dimiliki Nabi Isa tersebut bisa dikategorikan sebagai mukjizat. Begitu pula pengalaman mencengangkan yang dialami Nabi Ibrahim as saat dibakar api.

“Kami berfirman: 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim'." (QS. Al-Anbiya ayat 69)

Sampai di sini bisa disimpulkan bahwa mukjizat hanya terjadi di zaman nabi karena era sekarang sudah tidak ada nabi lagi. Maka dari itu apabila saat ini ada yang mengaku sebagai nabi maka bisa dipastikan ia berbohong.

Baca Juga: Daftar Binatang Memiliki Tingkat Kesetiaan 'Dewa', Tidak Hanya Buaya

Editor : Dian Eko Prasetio

Tags :
BERITA TERKAIT