LABVIRAL.COM - Sekarang ini, media sosial telah menjadi kebutuhan yang umum bagi banyak orang. Sayangnya, justru banyak orang yang menyampaikan informasi palsu atau Hoaks pada platform.
Twitter melihat potensi buruk tersebut dan mencoba untuk menekan penyebaran hoaks pada platformnya. Baru-baru ini, Twitter memperluas fitur pengecekan fakta berbasis data crowdsourced (data khalayak).
Dengan demikian, platform milik Elon Musk ini bisa memverifikasi fakta dari foto yang diunggah.
Dalam twit berbentuk thread yang dikirim @CommunityNotes, Rabu (31/5/2023), foto yang diunggah ke Twitter dapat menyertakan konteks tambahan untuk menghindari penyebaran informasi palsu.
Catatan tambahan bakal otomatis muncul di foto yang berpotensi menyesatkan dan foto serupa lainnya di masa mendatang.
“Hari ini kami memperkenalkan fitur baru yang memberi kendali terhadap kontributor Twitter bernama “Notes on Media”. Catatan tambahan bakal disertakan ke dalam foto secara otomatis dan muncul langsung di foto yang baru diunggah atau unggahan (foto) di masa mendatang,” tulis Twitter.
Baca Juga: META Buat Aplikasi Tandingan Twitter Untuk Jawab Keresahan Pengguna
Dalam thread yang sama juga disampaikan, bahwa kontrubutor diperbolehkan menyertakan konteks pada foto. Terlebih, ia juga dapat melihat firur ini pada kicauan yang diunggah pengguna.
Opsi tersebut bernama “About the image” (Tentang foto). Fitur ini dapat dimanfaatkan jika foto yang diunggah punya potensi menyesatkan pengguna lain.
“Opsi ini bisa dipilih ketika Anda (kontributor Twitter) memercayai bahwa foto tersebut punya potensi untuk menyesatkan pengguna lain, terlepas dari twit manapun yang diunggah,” tambah Twitter.
Twitter juga secara spesifik menyebut foto palsu yang di-edit menggunakan teknologi AI. foto yang di-edit menggunakan AI tampak membingungkan, menyeramkan, sekaligus membuat takjub karena tampak begitu realistis.
Kemunculan dari fitur ini tampaknya juga sejalan dengan kasus viral yang beberapa waktu lalu terjadi di Amerika Serikat (AS). Pengguna Twitter di AS sempat memercayai foto palsu yang mengklaim adanya ledakan besar dekat Gedung Pertanan AS atau dikenal Pentagon.
Foto palsu tersebut dinilai cukup membingungkan karena tampak begitu realistis. Ditambah, foto palsu tersebut diunggah oleh akun yang sudah terverifikasi (verified account) atau memiliki lencana biru. foto tersebut juga seolah-olah terafiliasi dengan media bisnis di AS, Bloomberg News.
Kasus serupa lainnya juga pernah terjadi. Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia, Paus Fransiskus di-edit menggunakan AI dan tampak mengenakan baju fashion bergaya street hypebeast. Dikarenakan foto tersebut tampak realistis, orang-orang banyak yang memercayainya.
Kemampuan teknologi AI yang meningkat pesat bisa berpotensi menyesatkan banyak orang. Maka dari itu, fitur baru di Twitter diharapkan dapat membantu menekan penyebaran hoaks di platformnya.
Di masa mendatang, Twitter Community Notes juga bakal memperbolehkan pengguna lain (selain kontributor) untuk menambah konteks atau catatan tambahan pada foto yang diunggah.
Twitter juga melaporkan bakal memperluas fitur pengecekan fakta untuk konten berbasis video dan twit yang disertai beberapa foto sekaligus, sebagaimana dikutip dari The Verge, Kamis (1/6/2023).
Kendati demikian, Twitter memperingati bahwa tidak seluruh foto yang punya kesamaan akan disertai catatan tambahan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kendala dalam mengenali foto secara presisi.***
Editor : Yusuf Tirtayasa