LABVIRAL.COM - Berbicara tentang smartphone apalagi di entry kelas menengah, selalu ada tiga brand besar yang selalu terdengar saat ini diantaranya adalah Oppo, Vivo dan Infinix.
Bukan tanpa alasan ketiga brand tersebut menjadi perusahaan yang masuk dalam 10 besar perusahaan smartphone terpopuler di Indonesia ini.
Nah bagi kamu yang masuk ke dalam kaum mendang-mending dan masih bingung ingin membeli merk Hp apa yang cocok untuk kamu, tenang tim Labviral sudah merangkum untuk kamu perbandingan kelebihan dan kekurangan yang terdapat di ketiga brand besar tersebut (Vivo, Oppo dan Infinix).
Tanpa basa-basi lagi yuk simak apa saja di bawah ini.
Kelebihan dan Kekurangan Hp Merk Vivo
Kelebihan dan Kekurangan Merk Hp Vivo
1. Memiliki harga yang tergolong murah
Salah satu yang bisa diperhatikan dari produk-produk vivo adalah harganya hampir tidak pernah di atas Rp5 juta. Incaran pasarnya, yang ditargetkan memang untuk kelas menengah ke bawah, membuat harga smartphone vivo cukup rendah. Hal ini membuat siapa pun bisa dengan mudah memilikinya.
2. Menonjolkan fitur kamera
Salah satu tagline vivo adalah foto. Itu membuat sistem dan lensa kamera dari smartphone vivo tidak bisa diremehkan walaupun memiliki harga yang terjangkau.
3. Juga mengedepankan pengalaman bermusik
Satu laphone-nya yang bisa mendukung pengalaman berlebih dalam mendengarkan musik. Teknologi hi-fi disertakan dalam tiap perangkatnya penggunanya bisa menikmati musim secara lebih detail.
Baca Juga: Benarkah Puasa Muharam Sebulan Penuh Dibolehkan? Begini Penjelasannya
4. Mudah dicari
Kamu mungkin sering melihat gerai vivo di mana-mana. Di dekat rumah hingga di mal-mal. Kemudahan ini membuatmu tidak kebingungan mencari barang vivo atau ketika ingin memperbaiki smartphone vivo-mu yang mengalami suatu kendala.
Kekurangan HP vivo
Setelah mengetahui kelebihan HP vivo, selanjutnya mari simak poin-poin kekurangan dari HP vivo berikut ini.
1. Penamaan Seri yang Membingungkan untuk Kasus Tertentu
Pembagian seri vivo sudah benar. Hanya saja, terkadang satu seri yang dihadirkan vivo punya varian lain yang sebenarnya akan membuat bingung. Contohnya, vivo menghadirkan vivo V20 di akhir 2020. Namun, di awal 2021, vivo hadirkan kembali vivo V20 dengan chipset baru, namanya pun jadi vivo V20 2021.
Hal yang sama juga terjadi pada vivo Y51 yang punya varian 2020 dan 2021. Malah ada juga varian vivo Y51A. Yang lebih jelimet adalah vivo Y12 series dan vivo Y20 series yang punya banyak varian dan hadir dalam waktu bersamaan.
Hal ini tentunya bakal cukup membingungkan konsumen karena jumlah varian satu seri yang terlalu banyak.
Baca Juga: Logo HUT RI 2023: Ini Logo Resmi HUT RI 78 dan Link Download Logo HUT RI Ke 78 yang Resmi
2. FunTouchOS yang Mirip iOS
HP vivo hadir dengan tampilan UI Funtouch yang tentu berbasis Android. UI Funtouch ini sebenarnya tergolong menarik dan memiliki banyak fitur. Sayangnya, tampilan antarmuka Funtouch cenderung mirip dengan iOS. Hal ini membuat Funtouch kurang terasa inovatif dan hanya menduplikasi tampilan iOS saja.
Memang tidak ada yang salah mendesain UI Android yang mirip dengan iOS. Hanya saja, sebaiknya vivo mulai membuat Funtouch OS yang lebih inovatif dan membuat Funtouch memiliki daya tarik lain dibandingkan UI yang dikembangkan pihak lain. Jadi, tidak hanya semata-mata karena mirip iOS saja jualan Funtouch OS-nya.
Dalam perjalanannya, tampilan Funtouch OS cenderung mengadaptasi Android murni. Meskipun begitu, vivo memberi sentuhan agar antarmuka ini jauh lebih mudah dipakai dan gampang diutak-atik sesuai preferensi pengguna.
Satu hal yang belum bisa ditawarkan vivo terkait Funtouch OS adalah jaminan upgrade. Pasalnya, hanya seri X yang dijamin mendapatkan peningkatan versi Android selama tiga tahun. Kebijakan ini mereka ambil sejak 2021. Makin panjang jaminan upgrade, makin panjang pula usia pakai suatu ponsel.
3. Masih Fokus ke HP Kelas Menengah
vivo Indonesia saat ini sudah membawa vivo X Series yang notabene seri ponsel flagship. Meskipun demikian, hal itu tidak serta merta membuat vivo Indonesia fokus menawarkan seri tersebut. vivo Indonesia masih lebih sering menawarkan keunggulan dari seri V.
Kelebihan dan Kekurangan Hp Merk Oppo
5 Rekomendasi Hp Oppo budget Rp3 Jutaan dengan Kamera Terbaik Bulan Mei 2023 Ini
Kelebihan dan Kekurangan Merk Hp Oppo
1. Menawarkan Fungsionalitas dan Keunggulan di Sektor Tertentu
Untuk pasar di negara tertentu dan pasar global, OPPO memiliki beberapa lini seri ponsel. Di Indonesia, OPPO hanya fokus pada dua seri, Reno Series dan A Series.
Ada juga seri Find yang fokus sebagai seri ponsel kelas atas dari OPPO. Satu seri lagi adalah seri K yang fokus untuk jualan online. Namun, seri ini tampaknya tidak terlalu dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.
OPPO sendiri cukup terkenal dengan seri F. Ponsel mereka seperti OPPO F4, OPPO F5, OPPO F7, OPPO F9, dan OPPO F11 series hadirkan keunggulan di sektor kamera selfie.
Baca Juga: Kisah Jalan Malioboro hingga Menjadi Populer hingga saat Ini
Dalam setiap kesempatan, ketika seri F muncul, OPPO selalu menjagokan kamera depannya alias kamera selfie. Tren ini tentu terus berlanjut. Karena seri tersebut juga, OPPO dikenal sebagai ponsel yang menawarkan keunggulan di sektor kamera selfie.
OPPO juga punya seri R. OPPO mengeklaim bahwa seri R adalah salah satu seri ponsel pintarnya yang sangat populer di dunia.
Bukan tanpa alasan, OPPO R Series dihadirkan sebagai ponsel dengan teknologi maju dan cepat akan tetapi masih berkelas dalam kepalan. Maka tak heran lini seri ini termasuk pada kategori smartphone high-end.
Baca Juga: 5 Pola Asuh Anak Ala Nikita Willy yang Menginspirasi, Dinilai Tegas
2. Memproduksi HP Sesuai Selera Pasar
Dengan menawarkan keunggulan pada satu atau beberapa aspek, OPPO lantas punya posisi yang menarik dalam menawarkan ponsel ke pasar.
Dengan strategi tersebut, OPPO Indonesia mengeluarkan beberapa tipe ponsel yang sesuai kebutuhan pasar.
Saat tren selfie merajarela, OPPO menghadirkan beberapa tipe HP yang fokus pada selfie. Saat orang-orang sekarang butuh ponsel yang tahan air tapi terjangkau, OPPO juga hadirkan ponsel khusus.
Baca Juga: 5 Pola Asuh Anak Ala Nikita Willy yang Menginspirasi, Dinilai Tegas
Saat mulai memasuki jaringan 5G, OPPO pun hadirkan ponsel untuk mendukung jaringan 5G dengan harga terjangkau.
Ketika orang-orang butuh ponsel OPPO dengan spesifikasi tinggi dan mewah, OPPO pun hadirkan Find series lewat OPPO Find X, Find X2 Pro, Find X3 Pro, Find X5 Pro, OPPO X6 Pro.
Terlebih lagi, di saat industri smartphone sudah tidak lagi merasa "asing" dengan keberadaan HP lipat, OPPO pun tidak tinggal diam.
Mereka segera mengeluarkan OPPO Find N2 Flip yang menjadi pesaing tangguh bagi Samsung; demi menunjang kebutuhan masyarakat akan HP flip yang punya baterai awet, performa bagus, dan layar sekunder lebih fungsional.
3. Teknologi Pengisian VOOC Flash Charge
Hal yang patut diapresiasi dari OPPO adalah litbang (R & D) mereka dalam menemukan berbagai inovasi. Contoh yang patut diapresiasi adalah kehadiran teknologi pengisian cepat VOOC Flash Charge.
Bisa dibilang, OPPO jadi pionir dalam menghadirkan teknologi pengisian cepat sendiri. Hal yang kemudian diikuti vendor lainnya di kemudian hari.
Teknologi VOOC Flash Charge ini memungkinkan HP bisa diisi cukup penuh dalam tempo yang singkat. Sebagai contoh, OPPO F9 bisa dapat waktu bicara selama 2 jam setelah diisi selama 5 menit saja.
Baca Juga: Isi Kandungan Surah Al Isra Ayat 7, Benarkah Karma Itu Nyata?
Contoh lainnya adalah ketika kondisi baterai ponsel ada pada 35% kemudian diisi daya dalam tempo 20 menit, maka baterai pada ponsel tersebut dapat terisi menjadi 70%..
Teknologi VOOC Flash Charge berkembang jadi Super VOOC Flash Charge yang lebih cepat dan pertama kali ditanamkan di OPPO Find X Lamborghini Limited Edition.
Ada juga SuperVOOC 2.0 yang punya kemampuan pengisian penuh hanya dalam waktu 38 menit saja. Teknologi ini hadir di OPPO Find X2 series. Sayangnya, tidak semua HP OPPO mendukung fitur VOOC Flash Charge.
3. Desainnya Selalu Menarik
Daya tarik HP OPPO lainnya adalah soal desain. Ponsel dari OPPO selalu menawarkan desain yang menarik, baik untuk kelas harga terjangkau, kelas menengah, maupun kelas atas. HP lipat mereka, OPPO Find N2 Flip, bisa dibilang merupakan HP lipat dengan desain yang menarik perhatian.
Yang paling kentara soal desain ada di seri Reno dan Find series. Malah ada beberapa tipe HP OPPO dengan desain menarik hasil kolaborasi dengan pihak tertentu, contohnya OPPO Reno5 Marvel Edition.
Seri A juga beberapa punya desain menarik meski tentu tidak semenarik seri Reno dan Find. Tidak heran jika kemudian HP OPPO sering mencuri perhatian lewat desainnya. Tentunya selain kualitas kamera depan yang memang jadi unggulan.
5. Memiliki Strategi Marketing yang Bagus
OPPO adalah salah satu merek HP yang cukup laris di pasar Indonesia. Di berbagai data, biasanya OPPO sering masuk 5 besar sebagai vendor yang mengapalkan ponselnya.
Pada kuartal kedua 2018, data dari IDC menyebutkan kalau OPPO ini berada di posisi 3 sebagai vendor yang banyak mengapalkan smartphone (18%). Di kuartal ketiga 2022, OPPO jadi penguasa pasar ponsel Indonesia nomor 1 menurut Canalys.
Baca Juga: 4 Fakta di Balik Keputusan Thya Sethya Lepas Hijab, Siap Terima Kritikan
Kemudian pada 2023 di kuartal pertama, OPPO tetap menjadi salah satu brand smartphone dengan market share dan shipment tertinggi di Indonesia, kendati peringkatnya menurun ke no. 2.
Kekurangan HP OPPO
Setelah mengetahui kelebihan dari HP OPPO, selanjutnya mari bahas kekurangan HP OPPO pada umumnya.
1. Price to Performance Kalah Saing
Strategi marketing yang masif dan baik yang dilakukan OPPO sebenarnya berefek pada harga jual produk ponselnya. Efek tersebut adalah harga HP OPPO yang cenderung overpriced jika dibandingkan dengan HP lain dengan spesifikasi serupa.
Contohnya OPPO Reno4 Pro yang hadir dengan harga kisaran Rp7.999.000 saat pertama kali diluncurkan (September 2020).
Tidak sedikit yang menganggap harga tersebut tergolong mahal. Karena dengan chipset yang sama dengan OPPO Reno4 Pro, ponsel lain dijual lebih murah.
Bahkan dengan kisaran harga tersebut, ada ponsel lain dengan spesifikasi yang lebih menarik.
Berlanjut juga pada OPPO Reno8 T 5G di harga rilis mulai dari Rp6 jutaan, tapi masih pakai Snapdragon 695 5G yang umumnya dimiliki HP Rp3 jutaan.
Begitu pun dengan varian 4G-nya, yakni OPPO Reno8 T 4G. Ponsel yang merupakan versi topped up dari OPPO Reno8 tersebut diotaki chipset Helio G99 di harga rilis Rp4,8 jutaan.
Baca Juga: Cara Download WhatsApp Untuk PC dengan Mudah dan Praktis
Padahal kala itu (Q1 2023), Helio G99 sudah banyak dimiliki oleh sejumlah ponsel seharga Rp2 jutaan.
Hal yang sama terjadi untuk seri ponsel seri A yang murah, seperti OPPO A17 dan A17K keluaran 2022.
Keduanya berada di harga di atas Rp1,5 jutaan, tapi hanya disokong dengan SoC Helio G35. Jadi, bisa dibilang kalau mayoritas HP OPPO memang tidak memiliki price to performance ratio yang baik.
Untungnya, hal tersebut tidak selalu jadi acuan karena ada beberapa ponsel OPPO yang punya value menarik dari sisi harga dengan spesifikasi yang ditawarkan.
Yang punya value tinggi tentu saja OPPO Find series seperti Find X3 Pro, Find X5 Pro, maupun Find X6 Pro. Ketiganya memang mahal, tetapi sepadan dengan apa yang ditawarkan.
2. Harga Jual OPPO Second Turun Drastis
Adalah anomali ketika sebuah ponsel dengan merek terkenal seperti OPPO, mengalami penurunan harga jual second yang cukup drastis.
Tidak seperti merek Samsung atau iPhone yang biasanya harga jual second alias bekasnya masih tergolong bagus.
Sebenarnya, penurunan harga bekas pada merek ponsel hal yang wajar tetapi untuk OPPO harus diberi catatan.
Pasalnya, tidak sedikit outlet atau counter ponsel yang tidak mau membeli HP OPPO bekas dengan harga yang masuk akal meskipun baru dipakai satu minggu misalnya.
Baca Juga: Isi Kandungan Surah Al Isra Ayat 7, Benarkah Karma Itu Nyata?
Hal ini terjadi karena OPPO menerapkan strategi satu harga untuk semua penjual ponsel. Misalnya OPPO A74 baru dijual dengan harga Rp3.499.000 (April 2021).
Seluruh outlet yang menjual OPPO A74 pun harus menjual dengan harga tersebut, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.
Jika tidak, outlet atau penjual tersebut akan menerima sanksi dari OPPO seperti pemutusan kerja sama.
Nah, harga jual tersebut sebenarnya sudah termasuk komisi untuk outlet yang kerjasama dengan OPPO.
Sebagai contoh, satu unit OPPO A74 dengan harga Rp3.499.000 ini di dalamnya terdapat komisi sebesar Rp500 ribu untuk outlet jika produknya terjual.
3. Build Quality HP OPPO Kurang Bagus
Salah satu yang membuat OPPO kurang menarik adalah build quality produknya yang kurang bagus. OPPO sering menghadirkan produk ponsel dengan kualitas produk yang kadang tidak sebaik kompetitor. Meskipun desain bodi ponselnya sekarang sudah bagus dan menarik, rancang bangunnya terasa kurang kokoh.
Kekokohan HP OPPO pernah diuji oleh Jerry Rig Everything, channel YouTube luar negeri yang sering menguji ketahanan sebuah ponsel. Channel tersebut pernah mengetes ketahanan OPPO Find X dan hasilnya HP tersebut begitu mudah dibengkokkan dengan kedua tangan. Padahal OPPO Find X ini termasuk HP OPPO yang cukup mahal.
Namun, soal build quality ini masih bisa diperdebatkan karena seiring berjalannya waktu, OPPO mulai memperbaiki produk mereka. Harus diakui, penerus OPPO Find X (Find X2, Find X2 Pro, Find X3 Pro, dan Find X5 Pro) bisa dikatakan sebagai ponsel OPPO terbaik karena punya evolusi yang cukup jauh, termasuk untuk build quality.
Kelebihan dan Kekurangan Hp Infinix
Kelebihan dan Kekurangan Merk Hp Infinix
Ada sejumlah alasan tertentu yang membuat Infinix tetap eksis di Indonesia hingga saat ini. Berikut adalah poin-poin kelebihannya.
1. Banyak Menghadirkan Ponsel Rp1 Jutaan Berkualitas
Salah satu hal yang menjadikan Infinix sebagai brand yang layak diapresiasi adalah kemampuannya menghadirkan ponsel berkualitas di rentang harga terjangkau. Di saat brand lain hanya berikan spesifikasi sederhana pada kelas harga entry-level, Infinix sungguh go extra mile untuk berikan fitur fantastis.
Contohnya seperti Infinix Smart 6 di harga Rp1.249.000 yang menghadirkan fitur bersaing, seperti sensor sidik jari di belakang dan face unlock, baterai super besar 5.000 mAh, desain desain bodi dengan material antibakteri.
HP Infinix adalah opsi yang layak dipertimbangkan jika mencari HP sangat terjangkau namun sudah tawarkan sensor sidik jari. Pasalnya, jarang HP di harga segini yang memiliki fitur keamanan tersebut.
HP Rp1 jutaan lain yang begitu menarik untuk dijajal adalah Infinix Hot 30. Di harga Rp1,8 juta, ia sudah bawakan kamera depan punch hole, NFC, sensor sidik jari di samping, juga stereo speaker.
Ini artinya, Infinix akan selalu menjadi salah satu brand yang muncul di benak masyarakat ketika membutuhkan HP murah berkualitas bagus. Baik itu untuk anak-anak yang baru mengenal teknologi maupun lansia yang butuh fungsionalitas sebuah smartphone, Infinix akan berikan hal lebih dibanding brand lain.
2. Umumnya Memiliki Layar Berukuran Besar
Jika mengategorikan brand berdasarkan kecenderungannya meluncurkan ponsel berkualitas di harga yang terjangkau, maka nama-nama yang muncul di benak kita adalah Xiaomi, realme, Infinix.
Jadi, Infinix bukanlah satu-satunya yang suguhkan value for money yang baik. Namun di antara ketiganya, memang hanya Infinix lah yang paling rajin keluarkan produk dengan ukuran layar begitu lebar, terutama pada seri Infinix Note.
Berkaca pada Infinix Note 7, 8, 9, dan 10, Anda akan menemukan ukuran layar mencapai 6,95 inci pada panel IPS LCD. Lantas, hal ini menjadikan Infinix sebagai brand unik yang mengeluarkan produk phablet, yakni gabungan dari kata smartphone dan tablet lantaran punya ukuran layar super besar.
Tren untuk mengeluarkan layar besar ini sayangnya "redup" pada Infinix Note 11. Seja seri Infinix Note 11, Infinix mulai memunculkan panel AMOLED di rentang harga Rp2 jutaan alih-alih ukuran layar yang lebar. Namun tetap saja, Infinix Note 11 dan 12 nyatanya masih tawarkan layar AMOLED dengan ukuran 6,7 inci pada resolusi Full HD+,
Meski tidak semengagumkan beberapa pendahulunya, ukuran 6,7 inci masih tergolong besar di kala sejumlah ponsel pesaingnya tak jarang hanya menghadirkan layar 6,5 inci.
3. Salah Satu Brand dengan Overall Quality Terbaik di Semua Segmen
Apabila kita melihat smartphone dari merk tertentu, seringkali mereka memiliki fokus utama di satu sisi namun mengorbankan sisi lain.
Seperti ponsel OPPO di harga Rp2 jutaan yang umumnya mengutamakan sisi kamera tapi punya performa seadanya. Atau Samsung yang memiliki sisi trustworthiness sebagai daya tarik utamanya, namun hadirkan kelemahan dari sisi price to performance.
Infinix tergolong salah satu brand yang menawarkan keunggulan di semua sisi. Beberapa ponsel buatan mereka untuk kelas menengah dan entry-level, seringkali suguhkan spesifikasi dan fitur menarik.
Spesifikasi HP tersebut memenuhi segala aspek yang dibutuhkan pengguna. Dan menariknya lagi, Infinix selalu lakukan penyesuaian terhadap kebutuhan pasar. Ini terlihat dari munculnya varian-varian unik yang ditandai dengan penamaan yang lain dari biasanya.
4. Memiliki Layanan After Sales yang Baik Berkat Carlcare Service Center
Infinix berhasil meningkatkan kualitas layanan purna jual atau yang biasa disebut dengan after sales, dengan mengandalkan layanan purna jual Carlcare Service Center.
Ini merupakan layanan after sales resmi untuk brand Infinix. Layanan ini sudah tersedia di lebih dari 120 titik lokasi, tersebar di seluruh penjuru Indonesia mulai dari Jawa, Kalimantan, dan Sumatra.
Pemilik Infinix juga tidak perlu melakukan effort lebih untuk menghubungi layanan ini, cukup dengan membuka situs resmi carlcare.com atau membuka aplikasi CarlCare yang tersedia di smartphone Infinix.
Untuk mendapatkan pelayanan premium, tersedia juga Carlcare Flagship Service Center yang tersedia di ITC Kuningan di Jakarta. Di sini, Anda dapat merasakan perbaikan kilat (hanya 1 jam) untuk perbaikan yang mudah, dan durasi hingga maksimal 72 jam untuk perbaikan kompleks.
Kekurangan Infinix
Terlepas dari beberapa kelebihannya, rupanya Infinix juga tidak luput dari serangkaian kekurangan yang membuatnya kalah saing.
1. Branding yang Kurang Kuat untuk Orang Awam
Siapapun tentu mengetahui bahwa sejumlah ponsel Infinix sebenarnya memiliki fitur yang seringkali di atas para pesaingnya. Namun, ini tetap saja tidak merubah persepsi masyarakat awam bahwa nama "Infinix" ini bukan brand yang bisa dipercaya.
Jika misalnya kita menanyakan orang awam untuk mengganti ponsel lamanya dengan yang baru, brand-brand yang langsung bermunculan di benak mereka bukanlah Infinix, melainkan Samsung atau iPhone.
Mentok-mentok, mereka akan lebih open-minded untuk memilih brand Xiaomi atau realme ketimbang Infinix apabila terpentok budget. Tampaknya, Infinix belum dapat merebut posisi Xiaomi sebagai brand dengan value for money terbaik di kala awal-awal memasuki pasar Indonesia.
Sehingga, alih-alih memberikan kesan pertama sebagai HP murah berkualitas, kesan yang ditinggalkan adalah "murah". Padahal, seiring berkembangnya waktu, Infinix senantiasa berikan peningkatan pada kualitas sembari tetap mempertahankan harganya yang terjangkau.
Infinix juga condong lebih gencar dalam memasarkan produknya secara online, tapi kurang memerhatikan aspek offline marketing-nya. Hingga saat ini pun brand awareness terhadap merk Infinix masih terasa kurang jika dibandingkan brand besar di luar sana.
2. Fitur-Fitur yang Kadang Terkesan Gimik
Jika melihat dari spesifikasi ponsel-ponsel Infinix di atas kertas, mereka tampak memiliki fitur yang berkualitas. Hanya saja, beberapa spesifikasinya tampak seperti gimmick lantaran tidak sesuai dengan ekspektasi penggunanya.
Misalnya saja, mereka kala itu mengeluarkan ponsel dengan ukuran layar hampir menyerupai tablet yakni 6,95 inci (Infinix Note 7 dan 8), namun dengan resolusi HD+ yang alhasil justru membuat ketajaman layarnya tidak begitu baik.
Lalu kemudian ada Infinix Zero X Pro. HP ini suguhkan panel layar AMOLED namun ternyata memiliki akurasi warna yang mengecewakan serta tidak memiliki mode warna tertentu seperti beberapa ponsel AMOLED pesaingnya.
Bahkan, sertifikasi DRM-nya hanya Widevine L3 yang membuatnya tidak eligibel terhadap resolusi Full HD di Netflix.
Selanjutnya adalah Infinix Zero 8 yang hadirkan layar IPS LCD 6,85 inci dengan refresh rate 90 Hz. Saat awal perilisannya kala itu, fitur refresh rate tinggi baru menjadi tren yang unik.
Namun, penilaian dari justru menunjukkan bahwa layar memiliki pixel response time yang lambat, memberikan pengalaman visual yang jauh dari kata memuaskan.
Bahkan jika menilik Infinix Note 12, ia memiliki konfigurasi Triple Camera yang salah satunya merupakan sensor QVGA. Umumnya, sensor QVGA ini hanya sekadar ada untuk menambah jumlah kamera tanpa berikan fungsi sama sekali pada pengalaman fotografi. Biasanya hal ini hanya ditemukan pada ponsel 1 jutaan, itupun dari brand-brand lokal seperti Luna dan Advan.
Seringkali, ponsel-ponsel Infinix tampak menggiurkan jika dilihat dari spesifikasinya. Namun, kualitasnya perlu dikaji lebih dalam lagi untuk menentukan apakah mereka berikan pengalaman pengguna yang nyaman atau tidak. Sehingga beberapa fitur yang dijanjikan malah jadi terkesan gimik untuk sekadar menarik minat orang untuk membeli.
Editor : Arief Munandar