LABVIRAL.COM - Seorang YouTuber baru-baru ini dijatuhkan hukuman berat oleh Pengadilan Jepang setelah terbukti telah melanggar hak cipta dan mengunggah spoiler.
Ini merupakan kali pertama seorang pembuat konten video game ditangkap karena telah memposting klip yang berisi gameplay.
Penangkapan besar-besaran dan hukuman penjara tentu saja tidak biasa. Itulah yang membuat kasus seorang YouTuber Jepang yang didenda 1 juta Yen dan dipenjara selama dua tahun karena pelanggaran hak cipta ini begitu mengejutkan.
Baca Juga: Nintendo Bocorkan Pengganti Charles Martinet sebagai Pengisi Suara Mario Bros
Awal tahun ini pada tanggal 24 Mei, Shinobu Yoshida dilaporkan telah ditangkap karena mengunggah video yang berisi cuplikan gameplay dari STEINS;GATE Hiyoku Renri no Darin.
Game ini adalah novel visual yang populer di Jepang dan Yoshida memposting konten termasuk endingnya.
Tuntutan kepada Yoshida dipelopori oleh Content Overseas Distribution Agency (CODA) yang hanya berfokus pada perlindungan hak cipta.
Yoshida dinyatakan bersalah setelah ia mengakui secara sadar melanggar hukum dalam dokumen pengadilan.
Baca Juga: 4 Game Ringan Terbaik untuk PC Spesifikasi Rendah, Yuk Gas Mainkan!
"Saya tahu bahwa itu ilegal saat saya melakukannya," Yoshida mengakui dalam sebuah wawancara dengan polisi. Pria berusia 52 tahun ini telah didenda setara dengan $6.785 (USD) dan dijatuhi hukuman dua tahun penjara dengan penangguhan hukuman selama lima tahun.
Hukuman ini cukup berat dibandingkan dengan taktik demonetisasi atau penghapusan video yang biasa kita lihat diterapkan oleh platform konten.
Namun, CODA terkenal sangat ketat. "Meskipun dia tahu bahwa dia melanggar hak cipta, dia terus memposting untuk mendapatkan keuntungan finansial," kata seorang perwakilan dalam siaran pers (diterjemahkan), sebagaimana dilansir dari laman dexerto.com.
Baca Juga: 4 Fakta dan Link Download PUBG Mobile Versi 2.8 untuk Android dan iOS
Kejadian ini merupakan bagian dari tindakan keras terhadap apa yang disebut 'fast content'. Ini adalah genre yang populer di Jepang dan sepertinya praktik serupa juga terjadi di tempat lain, berdasarkan deskripsi CODA dalam siaran pers mereka.
"Tindakan menggabungkan hanya adegan film dari sebuah game dengan sebuah cerita dan mengeditnya sehingga konten game tersebut dapat dipahami dalam waktu singkat hingga akhir. Atau tindakan mengekstrak dan memposting hanya adegan akhir saja telah dipandang sebagai masalah akhir-akhir ini," kata mereka.***
Editor : Rozi Kurnia