1. Interaksi Awal Jadi Penentu
Saat sebuah konten baru diposting, platform akan “menguji” konten itu ke sekelompok pengguna. Jika dalam waktu singkat banyak yang:
- Menonton sampai habis
- Memberi like
- Berkomentar
- Membagikan
...maka algoritma akan “menganggap” konten tersebut layak disebarluaskan ke audiens yang lebih besar.
Contoh: Video dengan engagement tinggi dalam 30 menit pertama punya kemungkinan besar masuk FYP.
2. Relevansi dengan Minat Pengguna
Kalau kamu sering nonton konten tentang “self-improvement”, besar kemungkinan algoritma akan menampilkan video serupa meskipun kamu belum pernah follow akun pembuatnya.
Inilah kenapa konten yang viral di satu niche bisa cepat menyebar ke pengguna dengan minat serupa.
Baca Juga: Teknologi Zaman Kini: Solusi atau Ancaman bagi Masyarakat? Ini yang Perlu Kamu Tahu
3. Waktu Tonton (Watch Time)
Salah satu metrik favorit algoritma: berapa lama orang nonton video kamu. Semakin lama, semakin besar peluang masuk beranda.
Tips dari kreator populer: Buatlah opening video yang kuat agar penonton bertahan lebih lama. Contohnya “Kamu nggak akan percaya apa yang terjadi di akhir video ini…”
4. Caption, Hashtag, dan Deskripsi
Meski banyak yang meremehkan, penggunaan hashtag dan caption yang tepat bisa membantu algoritma memahami konteks kontenmu.
Contoh: Gunakan hashtag yang spesifik seperti #komediindonesia atau #tipskulitberminyak, bukan hanya #fyp atau #viral.
Editor : Aryafdillahi HS