LABVIRAL.COM - Dunia kecantikan di Indonesia memang tak ada habisnya. Saat ini tak hanya filler hidung dan bibir saja, filler dagu pun sudah menjadi tren kecantikan.
Sebagian orang mungkin merasa tidak percaya diri dengan bentuk dagu yang tidak runcing. Prosedur filler dagulah yang bisa menjadi pilihan tepat, untuk kamu ingin membentuk garis rahang dan dagu agar tampak lebih tajam.
Filler dagu adalah metode perawatan wajah tanpa pembedahan yang dilakukan melalui suntikan cairan ke dalam jaringan lunak di bawah kulit.
Baca Juga: Amankah Percantik Payudara dengan Filler?
Manfaat filler dagu biasa diimplementasikan bagi mereka yang menginginkan struktur wajah lebih proporsional serta memperbaiki bentuk rahang dan dagu. Selain itu, filler dagu bisa menjadi alternatif pilihan dari operasi implan dagu yang sifatnya permanen.
Bahan yang digunakan untuk filler dagu tampaknya agak berbeda dengan filler yang lain. Filler dagu menggunakan metode dermal filler, yaitu pengisi jaringan lunak di bawah permukaan kulit untuk mengatur volume dan membentuk bagian wajah tertentu. Simak jenis-jenisnya berikut ini:
Baca Juga: Hati-Hati! Ternyata Begini Efek Samping Filler Bibir
Hialuronat
Jenis Hialuronat masih sama dengan bahan filler hidung dan bibir yakni dapat membantu menjaga kulit tetap kenyal dan terhidrasi, mengatasi kerutan di wajah, serta membuat kulit tampak lebih awet muda. Hasil filler dagu dengan hyaluronic acid biasanya bertahan selama 6-12 bulan dan setelahnya secara alami dan bertahap akan larut diserap oleh tubuh.
Baca Juga: Selain Membentuk Wajah Lebih Tegas, Ternyata Ini Manfaat Lain Treatment Filler Dagu
Kalsium Hidroksiapatit (CaHA)
Terdapat jenis lain yang dapat dipakai yakni kalsium hidroksiapatit. Kalsium hidroksiapatit termasuk zat alami yang umumnya terdapat di tulang dan mampu merangsang pembentukan kolagen alami. Jenis filler dagu dengan kalsium hidroksiapatit dapat membantu membentuk garis rahang, mengisi volume pada dagu dan pipi, serta mengurangi kerutan dan lipatan di kulit. Ketahanan hasil filler dagu ini biasanya berlangsung selama 1 tahun.
Editor : Bonifasius Sedu Beribe