LABVIRAL

Perselingkuhan, Kenapa Perempuan yang Selalu Salah?

Perselingkuhan, Kenapa Perempuan yang Selalu Salah? (FOTO: Freepik.com)

LABVIRAL.COM - Perempuan selalu saja jadi pihak yang disalahkan dalam kasus perselingkuhan. Maka tidak heran jika istilah perebut laki orang alias pelakor.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), selingkuh memiliki arti sesuatu untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang hingga menyeleweng.

Arti lain dari perselingkuhan adalah sebuah kondisi, dimana satu pasangan yang terkait dalam pernikahan manyalurkan sumber-sumber emosi, seperti cinta romantis, waktu dan perhatian pada orang lain atau bahkan melakukan aktivitas seksual dengan orang lain selain pasangan sahnya.

Dilansir dari laman binus.ac.id, ada dua penyebab terjadinya perselingkuhan, yakni penyebab internal dan eksternal.

Baca Juga: Wanita Paling Rentan Selingkuh di Usia Berapa?

Penyebab Internal

Penyebab internal penyebab perselingkuhan seperti konflik dalam hubungan pernikahan yang tidak kunjung selesai, kekecewaan, ketidakpuasan dalam kehidupan seksual, masalah keuangan, persaingan antar pasangan dan kejenuhan.

Penyebab Eksternal

Lingkungan pergaulan menjadi salah satu faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya perselingkuhan. Kedekatan dengan teman kantor di tempat kerja, misalnya, curhat mengenai sesuatu yang seharusnya masalah pribadi. Kesemua hal itu bisa mendorong seseorang untuk berselingkuh.

Baca Juga: 8 Cara Mengakhiri Perselingkuhan Sebelum Terlambat

Kenapa perempuan yang selalu disalahkan dalam kasus perselingkuhan?

Hingga kini, masyarakat pada umumnya selalu menyalahkan kaum perempuan dalam kasus perselingkuhan. Dalam kasus ini, perempuan disebut pelakor (perebut laki-laki orang).

Dalam penelitian yang dilakukan Jose (2018) istilah pelakor mengandung deskriminasi gender. Istilah pelakor menimbulkan pandangan bahwa jika setiap perempuan yang menjadi orang ketiga adalah seseorang yang berupaya merebut laki-laki orang.

Editor : Bonifasius Sedu Beribe

Tags :
BERITA TERKAIT