LABVIRAL

Bahaya Kurang Tidur pada Remaja, Multiple Sclerosis Mengancamu!

Ilustrasi seorang sedang tidur. (Freepik/senivpetro)

LABVIRAL.COM - Mengonsumsi makanan bergizi dan bernutrisi penting sekali bagi pertumbuhan anak remaja karena mulai melakukan aktvitas yang padat.

Tidak hanya itu, rutin berolahraga juga penting bagi anak remaja untuk menjaganya tetap sehat dan bugar. Namun, konsumsi makanan bergizi dan berolahraga harus dibarengi dengan kualitas tidur malam yang baik, yaitu delapan jam. Hal ini untuk menghindari dampak buruk kesehatan di masa yang akan  datang.

Dalam jurnal kesehatan di Swedia, Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry, peneliti menemukan, remaja yang tidur kurang dari tujuh jam semalam akan berisiko 40 persen mengalami multiple sclerosis (MS) di kemudian hari. 

Baca Juga: Jangan Diulangi Lagi! Ini 5 Bahaya Sering Cabut Bulu Hidung

Menurut Dr. Rakshith Raj Bharadwaj Direkur di Dr Belaku Healthcare, MS yaitu kondisi yang mempengaruhi sistem saraf pusat seseorang. Sistem kekebalan tubuh menyerang myelin, adalah lapisan pelindung di sekitar serat saraf dan menyebabkan peradangan dan lesi. Ini akan berdampak dan menyulitkan otak untuk mengirim sinyal ke seluruh tubuh.

Menurut para ahli, penyebab anak-anak kesulitan tidur adalah seringnya menggunakan smartphone dan bermain media sosial hingga larut malam. 

"Akses internet berkontribusi pada kurang tidur di kalangan remaja dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting," ungkap peneliti dikutip Labviral.com dari laman The Sun.

Baca Juga: 5 Buah-buahan Ini Baik untuk Atasi Kolesterol

National Health Service (NHS) merekomendasikan bahwa remaja membutuhkan sekitar sembilan hingga 10 jam tidur semalam.

Penelitian tersebut menyampaikan, kondisi autoimun ini mempengaruhi 130 ribu orang di Inggris, yang menyebabkan kehilangan penglihatan, nyeri kronis, kelelahan dan gangguan koordinasi. 
 
"Selain itu, faktor penyebab lain dari konsisi ini adalah dipengaruhi oleh faktor genetik dan linkungan, termasuk merokok serta berat badan," kata peneliti.

Editor : Arief Munandar

Tags :
BERITA TERKAIT