LABVIRAL.COM - Banyak jenis burung yang dipelihara, salah satunya burung kucica kampung atau yang dikenal dengan burung kacer. Burung jenis ini merupakan burung pengicau kecil yang sebelumnya dikelompokkan sebagai anggota keluarga turdidae, tetapi kini dianggap sebagai anggota muscicapidae.
Burung kacer salah satu jenis burung yang banyak ditemukan di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Burung ini memiliki ciri fisik berwarna hitam dan putih dengan ekor yang panjang.
Burung kacer merupakan salah satu burung yang paling diminati para pecinta burung karena kicauannya yang dianggap merdu. Karena suaranya tersebut pula tak jarang perlombaan untuk burung ini diadakan.
Baca Juga: 6 Cara Efektif Hilangkan Kutu Kucing, Kamu Wajib Tahu!
Selain suara terdapat beberapa keistimewaan lain burung kacer yang membuatnya menjadi salah satu favorit peliharaan para pecinta burung, apa saja? Berikut ini Labviral.com, sebutkan keistimewaan burung kacer yuk disimak!
Bulunya
Burung kacer memiliki warna yang berbeda pada setiap spesiesnya. Namun, salah satu variasi favorit dari burung kacer ialah hitam legam dengan kombinasi putih di bagian tengah. Keindahan bulu kacer biasanya akan makin tampak saat ia berkicau sambil mengangkat ekornya.
Baca Juga: Jangan Asal Pilih, Berikut 5 Tips Membedakan Burung Murai Jantan dan Betina
Petarung yang bagus
Burung kacer merupakan salah satu jenis burung yang paling sering mengikuti kontes, hal tersebut dikarenakan burung ini memiliki mental petarung yang bagus. Saat sudah berada di arena, ia tidak mau kalah dengan suara kicauan dari spesies lain. Ia akan semakin mengeraskan suaranya untuk menandingi pesaing. Selain itu, biasanya ia juga akan mengangangkat ekornya saat berkicau untuk menunjukkan kekuatan dan kegagahannya kepada lawan.
Baca Juga: Begini Cara Mengawinkan Burung Kacer, Gak Bisa Sembarangan!
Ekor yang indah
Burung kacer memiliki ekor yang indah, terutama ketika ia sedang memekarn ekornya. Burung kacer sering memekarkan ekornya ketika sedang bertarung atau sedang bernyanyi bahkan ketika dirinya merasa terancam.
Editor : Arief Munandar